Gitaris Asal Malang Dorong Anak Muda Giat Berkarya
Gitaris Asal Malang Dorong Anak Muda Giat Berkarya. ????Gitar sebagai alat musik dawai tak hanya menjadi media ekspresi seni, tetapi juga simbol pemberontakan dan harapan bagi generasi muda. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Malang (beritajatim.com) – Gitar sebagai alat musik dawai tak hanya menjadi media ekspresi seni, tetapi juga simbol pemberontakan dan harapan bagi generasi muda. Karenanya, Gitaris asal Malang, Tatag Bintara Yudha mendorong anak muda terus berkarya.
Tatag Bintara Yudha adalah pemuda yang kini bermukim di Kota Batu. Tatag menyampaikan pandangannya tentang peran gitar dalam dunia politik dan seni. Menurutnya, gitar bisa menjadi alat komunikasi efektif, menyampaikan pesan emosional dan sosial, serta mendorong keterlibatan anak muda dalam isu-isu politik.
“Gitar itu seperti hidup, perlu harmoni. Jika senar terlalu kencang, bisa putus, tapi jika terlalu kendor, tidak ada nada. Begitu juga kehidupan, butuh keseimbangan,” ucap Tatag, Sabtu (16/11/2024).
Tatag mengungkapkan, gitar bisa jadi media ekspresi bagi anak anak muda. Karena alat musik gitar, tidak lagi didominasi oleh kaum laki-laki, banyak perempuan muda juga mulai menekuni alat musik ini. “Lewat gitar, mereka bisa mencurahkan perasaan, emosi, dan pikiran dalam bentuk melodi,” ujarnya.
Kata Tatag, gitar menjadi simbol pemberontakan terhadap kemapanan, ketidakadilan, dan sebagai sarana menyuarakan harapan anak muda.
Saat ini, gitar tidak hanya berfungsi sebagai alat musik, tetapi juga sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesan sosial dan politik. Bagi Tatag, musik lebih menarik bagi anak muda dibandingkan politik, meski keduanya sebenarnya saling berkaitan.
“Anak muda jangan hanya jadi pendengar, tapi juga harus jadi pemain. Dalam musik maupun politik, kita perlu terlibat aktif,” tegasnya.
Tatag menegaskan, pentingnya peran musik dalam membangun hubungan antar masyarakat, termasuk di ranah politik. “Gitar bisa menjadi media komunikasi politik yang efektif, terutama untuk menarik perhatian anak muda dan membentuk opini publik,” jelasnya.
Tatag bilang, musik memiliki kekuatan untuk mempengaruhi persepsi masyarakat, membangun kepercayaan, dan memperkuat legitimasi.
Dia juga menyoroti bagaimana gitar dapat dimanfaatkan sebagai strategi komunikasi politik. “Partai politik perlu memanfaatkan musik sebagai alat konsolidasi, tidak hanya untuk memperkuat relasi budaya, tapi juga untuk menciptakan relasi ekonomi dan sosial yang lebih solid,” ujarnya.
Masih kata Tatag, musik mampu menyampaikan pesan-pesan politik dengan cara yang lebih halus dan mudah diterima.
Mengambil inspirasi dari pendekatan dakwah Wali Songo itulah, Tatag mendorong penggunaan seni, termasuk gitar, sebagai instrumen dakwah politik. “Politisi bisa menggunakan musik untuk merangkul masyarakat, menyampaikan pesan-pesan politik dengan cara yang lebih inklusif,” tuturnya.
Dia melihat potensi besar dalam pendekatan ini untuk membangun komunikasi yang lebih jujur dan transparan antara politisi dan masyarakat.
Tatag sendiri telah memadukan kecintaannya pada gitar dengan dunia politik. Sebagai kader muda Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), ia mendirikan Luna Guitarworks yang sukses menembus pasar internasional. “Gitar bukan hanya alat seni, tapi juga bisa jadi instrumen perubahan sosial dan politik. Anak muda perlu diberi ruang untuk berkreasi dan berinovasi,” tutupnya. (yog/kun)