UE bahas pengerahan kembali misi perbatasan Rafah

Uni Eropa (UE) akan terus menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan sedang melangsungkan diskusi terkait pengerahan ...

UE bahas pengerahan kembali misi perbatasan Rafah

Brussels (ANTARA) - Uni Eropa (UE) akan terus menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan sedang melangsungkan diskusi terkait pengerahan kembali misi pemantauan perlintasan perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir, kata Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Kaja Kallas.

"Kami sedang membahas pengerahan kembali misi pemantauan kami ke Rafah guna memastikan stabilitas di perbatasan tersebut," kata Kallas dalam konferensi pers, Jumat (17/1) seusai pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Palestina Mohammad Mustafa di Brussel, Belgia

Sisi Mesir dari perbatasan Rafah pada 9 September 2024. (ANTARA/Xinhua/Yao Bing)

Kallas, selaku perwakilan tinggi UE untuk urusan luar negeri dan kebijakan keamanan, menambahkan bahwa pengerahan kembali misi tersebut akan memerlukan undangan dari pihak Israel dan Otoritas Palestina serta perjanjian kerja sama dengan Mesir. Inisiatif ini dikemukakan dua hari setelah Israel dan Hamas menyetujui kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera, yang akan mulai berlaku pada Minggu (19/1).


Pada 2005, UE membentuk misi sipil di Rafah, di satu-satunya perbatasan antara Mesir dan Gaza. Namun, misi tersebut hanya berlangsung selama satu setengah tahun.Kallas juga menegaskan bahwa UE akan mendukung Gaza melalui bantuan kemanusiaan, rekonstruksi, dan upaya pemulihan. Dia menyoroti paket bantuan baru senilai 120 juta euro (1 euro = Rp16.865) atau setara 123,5 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp16.378). Dia juga menyambut baik kesepakatan gencatan senjata, dengan menyatakan bahwa "kesepakatan tersebut bisa menjadi langkah menuju perdamaian abadi, meski kita semua tahu ada banyak tantangan sulit menghadang di depan,"

Anak-anak yang terluka dirawat di rumah sakit setelah serangan udara Israel di Kota Gaza, pada 15 Januari 2025. Israel dan Hamas telah menyetujui kesepakatan gencatan senjata untuk para sandera di Gaza setelah mediasi intensif oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, Perdana Menteri Qatar mengumumkan pada hari Rabu (15/1/2024). (ANTARA/Xinhua/Abdul Rahman Salama)

Pewarta: Xinhua
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2025