Waspada! Ini 7 Ciri-ciri Stunting pada Anak, Salah Satunya Cenderung Pendiam

Waspada! Ini 7 Ciri-ciri Stunting pada Anak, Salah Satunya Cenderung Pendiam. ????Stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan kronis yang terjadi pada anak, yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang cukup dalam jangka waktu lama -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Waspada! Ini 7 Ciri-ciri Stunting pada Anak, Salah Satunya Cenderung Pendiam

Surabaya ( – Stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan kronis yang terjadi pada anak, yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang cukup dalam jangka waktu lama, terutama pada periode yang sangat penting dalam perkembangan anak, yaitu 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

HPK mencakup masa kehamilan hingga usia 2 tahun, yang merupakan waktu kritis bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak.

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), stunting bukan hanya berdampak pada tinggi badan anak yang lebih pendek dari standar usianya, tetapi juga dapat mempengaruhi aspek penting lain seperti perkembangan kognitif, daya tahan tubuh (imunitas), dan produktivitas di masa depan.

Oleh karena itu, penting untuk mengenali ciri-ciri stunting pada anak sejak dini dan melakukan upaya pencegahan yang tepat.

Ciri-ciri Stunting pada Anak

Dilansir dari akun Instagram resmi Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (KBPPPA) Kabupaten Gresik, berikut ciri-ciri stunting pada anak.

-Pertumbuhan Lambat
Anak dengan stunting cenderung mengalami pertumbuhan yang lebih lambat, baik dalam hal tinggi badan maupun berat badan.

-Kemampuan Fokus yang Buruk
Stunting juga dapat memengaruhi kemampuan anak dalam berkonsentrasi dan fokus pada pelajaran atau aktivitas sehari-hari.

-Memori Belajar yang Buruk
Anak yang mengalami stunting sering kali kesulitan dalam mengingat dan belajar, yang berdampak pada perkembangan kognitifnya.

-Anak Rentan Terserang Infeksi
Karena sistem imun yang lemah, anak yang stunting lebih mudah terkena berbagai jenis infeksi dan penyakit.

-BB Balita Cenderung Turun
Berat badan anak bisa terus menurun meski sudah memasuki usia balita.

-Anak Usia 8-10 Tahun Cenderung Pendiam
Anak dengan stunting sering kali lebih pendiam dan kurang aktif dibandingkan teman-temannya, karena kekurangan gizi yang mempengaruhi energi dan mood.

Upaya Kementerian Kesehatan dalam Mencegah Stunting

1. Intervensi pada Remaja Putri
Kemenkes telah menggalakkan program Aksi Bergizi di Sekolah, yang bertujuan untuk mencegah stunting sejak usia dini. Salah satu intervensi yang dilakukan adalah pemberian tablet tambah darah (TTD) mingguan bagi remaja putri, untuk mencegah kekurangan zat besi yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi dan kehamilan di masa depan.

2. Intervensi pada Ibu Hamil
Untuk mencegah stunting pada anak yang belum lahir, Kemenkes melakukan intervensi dengan memantau kesehatan ibu hamil melalui pemeriksaan zat besi dan USG di puskesmas. Pemeriksaan rutin ini dilakukan setidaknya 6 kali selama masa kehamilan untuk memastikan perkembangan bayi berjalan normal dan terdeteksi lebih awal jika ada masalah.

3. Intervensi pada Anak Usia 6-24 Bulan
Pada anak usia 6-24 bulan, penting untuk memberikan makanan tambahan yang kaya protein hewani. Protein hewani ini tidak harus mahal, karena banyak sumber yang terjangkau seperti telur, ikan, ayam, daging, dan susu. Pemberian makanan bergizi pada usia ini akan membantu mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang optimal.

Stunting merupakan masalah serius yang membutuhkan perhatian kita bersama. Dengan mengenali ciri-ciri stunting dan menerapkan upaya pencegahan melalui intervensi yang tepat, kita bisa membantu anak-anak tumbuh sehat dan memiliki masa depan yang cerah. Dukungan dari orang tua, masyarakat, dan pemerintah sangat penting untuk menanggulangi masalah stunting di Indonesia. [fyi/aje]