BI sebut divergensi pertumbuhan ekonomi dunia melebar
Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa divergensi pertumbuhan ekonomi dunia melebar dan ketidakpastian pasar keuangan ...
Perekonomian Amerika Serikat (AS) tumbuh lebih kuat dari perkiraan....
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa divergensi pertumbuhan ekonomi dunia melebar dan ketidakpastian pasar keuangan global berlanjut.
“Perekonomian Amerika Serikat (AS) tumbuh lebih kuat dari perkiraan, didukung oleh stimulus fiskal yang meningkatkan permintaan domestik dan kenaikan investasi di bidang teknologi yang mendorong peningkatan produktivitas,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Januari 2025, di Jakarta, Rabu.
Sebaliknya, kata Perry lagi, ekonomi Eropa, Tiongkok, dan Jepang masih lemah, dipengaruhi oleh menurunnya keyakinan konsumen dan tertahannya produktivitas. Sementara ekonomi India masih tertahan akibat sektor manufaktur yang terbatas.
Sejalan dengan itu, Perry mengatakan bahwa prospek pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2025 diperkirakan lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya menjadi 3,2 persen, terutama karena lebih tingginya perekonomian atau pertumbuhan AS sementara yang negara-negara lain itu mengalami perlambatan.
Di sisi lain, arah kebijakan pemerintah dan Bank Sentral AS berpengaruh pada ketidakpastian pasar keuangan global.
Kuatnya ekonomi AS serta dampak kebijakan tarif menahan proses disinflasi atau penurunan inflasi di AS, sehingga berdampak pada menguatnya ekspektasi penurunan Fed Fund Rate (FFR) yang lebih terbatas dari perkiraan sebelumnya.
Kebijakan fiskal AS yang lebih ekspansif mendorong yield atau imbal hasil US Treasury tetap tinggi, baik pada tenor jangka pendek maupun jangka panjang.
Bersamaan dengan ketegangan geopolitik yang terus berlanjut, perkembangan tersebut menyebabkan makin besarnya preferensi investor global untuk memindahkan portofolio ke AS.
Indeks mata uang dolar AS naik tinggi, makin menambah tekanan pelemahan berbagai mata uang dunia.
“Berbagai perkembangan global ini memerlukan penguatan respons kebijakan dalam memitigasi dampak rambatan global tersebut untuk tetap menjaga stabilitas dan di sisi lain mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri,” kata Perry pula.
Baca juga:
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025