BMKG: 305 kali gempa susulan landa di Kolaka Timur sejak 24 Januari
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kendari mencatat sebanyak 305 kali gempa bumi susulan yang terjadi ...
Kendari (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kendari mencatat sebanyak 305 kali gempa bumi susulan yang terjadi di Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), sejak 24 Januari hingga 3 Februari 2025 pukul 09.00 WITA.
Kepala Stasiun Geofisika Kendari Rudin saat dihubungi di Kendari, Sultra, Senin, mengatakan peristiwa gempa bumi di wilayah tersebut merupakan rangkaian dari gempa utama yang terjadi pada Jumat (24/1) dengan magnitudo 4,9.
"Setelah itu ada 305 gempa bumi susulan," kata Rudin.
Dia menyebutkan pada 24 Januari 2025 terdapat tiga kali gempa bumi susulan, kemudian pada 25 Januari terjadi sebanyak 29 kali gempa bumi, setelah itu pada 26 Januari 2025 terdapat 15 kali gempa susulan, dan tanggal 27 terdapat dua kali gempa bumi.
Baca juga:
Selanjutnya pada tanggal 28 Januari 2025 terdapat sebanyak 53 kali kali gempa susulan, tanggal 29 terdapat sebanyak 98 kali, tanggal 30 ada 37 kali, dan tanggal 31 Januari 2025 terdapat sebanyak 32 kali gempa susulan.
"Kemudian pada 1 Februari 2025 ada 16 gempa susulan, 2 Februari juga ada 16 kali, dan 3 Februari ada empat susulan gempa sampai pukul 09.00 WITA," ujarnya.
Rudin menjelaskan dari ratusan gempa bumi yang terjadi terdapat sebanyak 40 gempa susulan yang terasa hingga di beberapa wilayah lain di sekitar Kabupaten Kolaka Timur. Bahkan gempa bumi yang terbesar di wilayah tersebut mencapai kekuatan magnitudo 5,1, pada 29 Januari 2025 lalu.
Baca juga:
"Mayoritas gempa akibat aktivitas tektonik pada wilayah dangkal yang berpusat di Kecamatan Lalolae, serta magnitudo terkecil 1,2 dan terbesar magnitudo 5,1," ungkapnya.
Rudin juga mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Namun ia tetap meminta masyarakat menghindari bangunan retak akibat gempa.
“Periksa bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa. Pastikan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” ucap Rudin.
Baca juga:
Pewarta: La Ode Muh. Deden Saputra
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025