BPBD Sambas: Empat desa masih terdampak banjir

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, menyebutkan hingga saat ini masih ada ...

BPBD Sambas: Empat desa masih terdampak banjir

Pontianak (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, menyebutkan hingga saat ini masih ada empat desa yang terdampak banjir.

"Memasuki hari ke-22 sejak banjir di Kabupaten Sambas masih ada empat desa terdampak banjir. Sebelumnya total ada 47 desa yang terdampak banjir," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sambas Nisa Azwarita saat dihubungi di Sambas, Rabu.

Ia menyebutkan desa yang masih terdampak banjir yakni Desa Sepantai, Kecamatan Sejangkung dengan ketinggian air satu meter. Saat awal kejadian ketinggian air mencapai 3,2 meter.

Baca juga:

Kemudian Desa Semanga dan Perigi Limus, Kecamatan Sejangkung masing-masing dengan ketinggian air 1 meter dan 50 cm, serta Desa Sapak, Kecamatan Subah dengan ketinggian air 80 cm.

Menurut dia, Pemkab Sambas telah memperpanjang masa tanggap darurat menjadi hingga 20 Februari 2025 melalui SK Bupati Sambas No.27/BPBD/2025.

Pemkab Sambas juga menyalurkan 24 ton cadangan beras pemkab dan 50 ton cadangan beras provinsi. Kemudian dari BNPB telah memberikan bantuan Dana Siap Pakai (DSP) untuk operasional Rp150 juta,peralatan berupa satu perahu karet kapasitas 10 orang dan mesin 40 HP sebagai sarana distribusi logistik, 150 paket sembako, 150 lembar selimut, 150 makanan siap saji, dan satu pompa alkon.

Baca juga:

"Total bantuan telah diberikan kepada 11.638 KK atau 41.437 jiwa. Sedangkan yang belum mendapatkan bantuan ada 5.899 KK atau 20.257 jiwa. Hal itu perlu perhatian bersama," kata dia.

Terkait penyebab di Kabupaten Sambas masih banjir sedangkan di kabupaten lainnya di Kalimantan Barat banjir telah surut, menurut dia, hal itu karena ada faktor air pasang dan kiriman banjir dari Kabupaten Bengkayang.

Faktor lainnya adalah sudah puluhan tahun sungainya tidak dinormalisasi. Ada tiga sungai yaitu Sungai Satai, Sungai Senyurai, dan Sungai Sepandak.

Baca juga:

"Untuk normalisasi ketiga sungai tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar," ujar dia.

Pewarta: Dedi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025