Tradisi Brahatan Jelang Nisfu Sya’ban di Gresik: Anyam Janur, Bagikan Kupat, dan Lunasi Utang Puasa
KLIKJATIM.Com | Gresik - Menjelang malam Nisfu Sya’ban, warga Gresik mulai sibuk mempersiapkan diri untuk melaksanakan tradisi Brahatan, sebuah kebiasaan turun-temurun yang masih lestari hingga kini. The post Tradisi Brahatan Jelang Nisfu Sya’ban di Gresik: Anyam Janur, Bagikan Kupat, dan Lunasi Utang Puasa appeared first on KlikJatim.com.
![Tradisi Brahatan Jelang Nisfu Sya’ban di Gresik: Anyam Janur, Bagikan Kupat, dan Lunasi Utang Puasa](https://klikjatim.com/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250212-WA0005.jpg)
| Gresik – Menjelang malam Nisfu Sya’ban, warga mulai sibuk mempersiapkan diri untuk melaksanakan tradisi Brahatan, sebuah kebiasaan turun-temurun yang masih lestari hingga kini.
Brahatan akan dilaksanakan pada Kamis malam (13/2/2025), dua minggu sebelum bulan Ramadan tiba. Warga meyakini bahwa malam ini penuh berkah dan menjadi momen untuk menyucikan diri dengan memohon maaf kepada tetangga serta masyarakat sekitar sebagai bagian dari persiapan spiritual menyambut Ramadan.
Dalam ritual Brahatan, warga membuat beragam hidangan tradisional seperti ketupat, lepet, dan kue apem. Makanan-makanan tersebut nantinya dibawa ke langgar atau masjid untuk didoakan, lalu dinikmati bersama.
Di Kabupaten , tradisi ini masih lestari, terutama di Desa Suci dan Desa Manyar Sidomukti, Kecamatan Manyar. Brahatan dijalankan dengan penuh semangat dan kebersamaan, mempertahankan nilai-nilai budaya yang diwariskan sejak lama.
Murthosiyah, salah satu warga Desa Suci, mengungkapkan bahwa sejak beberapa hari sebelumnya, ia dan warga sekitar telah menyiapkan segala keperluan untuk tradisi Brahatan.
Baca juga:
“Kami sudah mulai menganyam janur dan menyiapkan lepet. Prosesnya memerlukan ketelatenan. Ketupat ini nantinya akan dimasak bersama lauk-pauk lainnya untuk disajikan pada malam Brahatan,” ujarnya, Selasa (11/2/2025).
Selain mempersiapkan hidangan, banyak warga juga memanfaatkan malam Nisfu Sya’ban untuk melunasi utang puasa Ramadan tahun sebelumnya.
“Sebaiknya sebelum Nisfu Sya’ban, utang puasa sudah dilunasi agar bisa menyambut Ramadan dalam keadaan suci,” tambahnya.
Sementara itu, Budayawan Gresik, Kris Adji AW, menjelaskan bahwa tradisi ini telah berlangsung sejak lama. Sebelum menuju musholla, warga akan bergiliran mengunjungi rumah tetangga untuk bersilaturahmi.
Setelah salat Maghrib, mereka berbondong-bondong ke musholla untuk membaca Surah Yasin tiga kali dan tahlil bersama.
“Turun dari musholla, warga berbagi makanan dengan tetangga. Apa yang dibagikan? Ketupat, lepet, dan apem, yang menjadi simbol afwun atau permohonan maaf menjelang Ramadan,” pungkasnya. (qom)