Gereja Ortodoks Rusia Curiga Ada Penyebaran Paganisme di Zona Tempur
Gereja Ortodoks Rusia menuding adanya penyebaran paganisme di zona pertempuran Ukraina.
![Gereja Ortodoks Rusia Curiga Ada Penyebaran Paganisme di Zona Tempur](https://statik.tempo.co/data/2025/01/07/id_1367394/1367394_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Pimpinan Ortodoks Rusia menuding ada "orang aneh" yang mencoba menyebarkan paham paganisme di zona pertempuran Ukraina. Gereja Ortodoks Rusia juga menyerukan untuk melawan gerakan yang disebut sebagai upaya melemahkan pengaruh gereja itu.
Paganisme merujuk pada komunitas orang-orang yang memiliki kepercayaan di luar agama resmi. Biasanya, paganisme dilekatkan pada tradisi dan praktik menyembah berhala.
Patriark Kirill, sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, telah menjadi pendukung antusias , di mana ribuan orang telah tewas dan jutaan lainnya terusir dari rumah mereka.
"Saya ingin menarik perhatian para pendeta yang mengunjungi zona pertempuran terhadap munculnya sentimen neo-pagan di antara beberapa personel militer," kata Kirill dalam pidatonya kepada para pendeta, menurut transkrip yang disediakan di situs web Patriarkat Moskow, dikutip dari Reuters.
"Siapa yang mengira pada abad ke-21 'orang aneh' akan muncul di wilayah Rus Suci yang akan menghidupkan kembali paganisme?"
Rus Suci adalah nama kuno untuk Rusia. Kyiv dan sekutu-sekutu Baratnya menyebut perang itu, yang akan menandai ulang tahunnya yang ketiga pada 24 Februari 2025, sebagai perampasan tanah oleh kaum imperialis yang tidak beralasan.
Kremlin menyebut perang Ukraina itu sebagai "operasi militer khusus" untuk "mendenazifikasi" Ukraina. Kirill melihatnya sebagai bentrokan dengan budaya liberal Barat yang dianggapnya dekaden atau kemerosotan, khususnya dalam penerimaannya terhadap homoseksualitas.
Para pendeta, yang melihat adanya upaya untuk menghidupkan kembali paganisme di zona pertempuran, kata Kirill, "harus menunjukkan inisiatif khusus untuk sepenuhnya mencegah pengaruh neo-paganisme pada kesadaran personel militer."
"Kekuatan yang menentang Rusia telah merekayasa konflik di Ukraina, dengan maksud untuk melemahkan negara kita dan pengaruh Gereja Ortodoks Rusia," ujar Kirill tanpa menyebutkan bukti.
Dia tidak menjelaskan bentuk paganisme apa yang konon muncul di garis depan. Moskow sering mengatakan mereka dipaksa terlibat dalam konflik itu. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada 2023 di forum diplomatik internasional menyebut perang Ukraina sebagai "perang yang dilancarkan terhadap kami."
Konflik di Ukraina timur dimulai pada 2014 setelah seorang presiden yang pro-Rusia digulingkan dalam Revolusi Maidan di Ukraina dan Rusia mencaplok Krimea, dengan pasukan separatis yang didukung Rusia memerangi angkatan bersenjata Ukraina.
Pada Februari 2022, Putin memicu perang skala penuh dengan mengirimkan ribuan pasukan.
saat berkampanye berjanji mengakhiri perang dalam sehari, dan pejabat AS telah berdiskusi dengan Ukraina dan Rusia untuk mengakhiri perang Ukraina, yakni konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II. Putin mengatakan "operasi militer khusus" (perang Ukraina) diperlukan untuk melindungi penutur bahasa Rusia di Ukraina dan melawan apa yang disebutnya sebagai ancaman serius bagi Rusia dari potensi keanggotaan Ukraina di NATO.