Dinkes Kota Batu galakkan deteksi dini antisipasi leptospirosis
Dinas Kesehatan Kota Batu, Jawa Timur menggalakkan langkah deteksi dini guna mengantisipasi penyebaran penyakit leptospirosis akibat urine hewan, khususnya di tengah berjalannya musim hujan seperti saat ini.Kepala Dinas ...
Malang Raya (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Batu, Jawa Timur menggalakkan langkah deteksi dini guna mengantisipasi penyebaran penyakit leptospirosis akibat urine hewan, khususnya di tengah berjalannya musim hujan seperti saat ini.Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu Aditya Prasaja, Jumat, mengatakan upaya deteksi dini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) yang salah satunya tentang Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa (KLB) leptospirosis."Deteksi dini leptospirosis dengan melihat gejala pasien dan menggali riwayat pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan selama satu sampai dua minggu terakhir," kata Aditya di Kota Batu, Jawa Timur.Pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mengenai kebutuhan reagen rapid test untuk leptospirosis.Upaya itu, selanjutnya ditindaklanjuti dengan menggandeng Dinas Pertanian dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk turut menyosialisasikan upaya pencegahan penyakit tersebut."Kami membuat Surat Kewaspadaan leptospirosis bagi desa, kelurahan, dan rumah sakit," ujarnya.Mengenai kasus leptospirosis di Kota Batu, Dinas Kesehatan menyatakan bahwa pada 2024 sudah ada laporan dua kasus yang masuk. Sedangkan pada 2023 nihil temuan.Aditya menjelaskan penyebaran penyakit itu muncul dari urine hewan, salah satunya tikus yang terinfeksi bakteri leptospira.Lebih lanjut, saat seseorang yang terpapar leptospirosis awalnya mengalami gejala mual, lemas, dan sakit kepala. Kondisi itu disertai dengan munculnya nyeri betis, mata merah, dan kulit kuning.Dampak paling kritis yang bisa diidap seseorang terpapar leptospirosis adalah gagal ginjal, hingga bisa mengakibatkan kematian."Tidak ada usia rentan untuk penyakit leptospirosis. Kasus banyak ditemukan pada laki-laki usia produktif yang masih aktif bekerja sebagai petani serta kondisi tempat tinggal atau tempat kerja yang ditemukan tikus," katanya.Dia mengimbau mengingat penyakit ini ditularkan tikus, maka upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan pengendalian, seperti memastikan tidak ada lubang di rumah sebagai tempat keluar masuk hewan itu. Tak hanya itu, Dinkes Kota Batu mengimbau masyarakat agar tetap menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggalnya serta melaksanakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)."Gunakan alas kaki saat beraktivitas di sawah, kebun, ladang, dan serta cuci tangan dan kaki dengan sabun setelah beraktivitas," tuturnya.