Dua Rumah Tidak Layak Huni di Sidoarjo Terima Bantuan Renovasi

Dua Rumah Tidak Layak Huni di Sidoarjo Terima Bantuan Renovasi. ????Plt. Bupati Sidoarjo H. Subandi bersama Ketua Baznas dan Kepala Dinsos setempat melakukan sidak ke dua Rumah Tidak Layak Huni. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Dua Rumah Tidak Layak Huni di Sidoarjo Terima Bantuan Renovasi

Sidoarjo (beritajatim.com) – Plt. Bupati Sidoarjo H. Subandi bersama Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), M. Chasbil Aziz Saldju Sodar, dan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) setempat, Misbahul Munir, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dua Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kabupaten Sidoarjo.

Pertana rumah milik Sudari, warga Desa Sebani, Kecamatan Tarik, dan Basor, warga Jalan Gajah Magersari RT 14 RW 05, Kecamatan Sidoarjo. Plt. Bupati Subandi menegaskan bahwa renovasi RTLH adalah bagian dari tanggung jawab pemerintah daerah untuk memastikan warga kurang mampu di Sidoarjo mendapatkan rumah yang layak huni.

“Pemerintah Kabupaten Sidoarjo terus bekerja sama dengan Baznas untuk memperbaiki rumah-rumah warga yang tidak mampu agar mereka dapat tinggal dengan nyaman,” ucapnya Sabtu (18/1/2025).

Subandi menambahkan, alokasi dana untuk renovasi satu RTLH mencapai Rp 20-25 juta. Anggaran ini difokuskan pada perbaikan yang mendesak, seperti pembangunan kamar mandi, penggantian atap, dan perbaikan dinding rumah.

“Saya minta kepada Pak Lurah agar segera memproses berkas-berkasnya supaya renovasi bisa dilakukan secepat mungkin. Anggaran yang ada harus dimaksimalkan, terutama untuk memastikan setiap rumah memiliki kamar mandi,” tambahnya.

Ia berharap bantuan ini dapat meringankan beban Sudari dan Basor, sekaligus meningkatkan kesejahteraan mereka.

Sudari mengungkapkan bahwa ia telah menempati rumahnya selama 23 tahun tanpa pernah merenovasinya sejak dibangun pada 2002. Sebagai buruh tani, ia tidak mampu memperbaiki rumah berukuran 4 x 9,5 meter tersebut, apalagi sejak istrinya sakit diabetes pada 2010. Dana yang seharusnya untuk renovasi rumah terpakai untuk biaya pengobatan.

Dinding rumahnya yang terbuat dari bambu sebagian besar telah rusak dimakan usia, dan hanya mampu ia tambal seadanya. Harapannya untuk mengganti dinding bambu dengan batu bata terasa mustahil diwujudkan.

“Mulai 2002 ya seperti ini. Sejak 2010, istri saya sakit diabetes. Uang terkuras untuk pengobatan. Kalau untuk memperbaiki rumah, rasanya tidak mungkin,” ucapnya sambil menunjuk rumahnya.

Hal serupa diungkapkan Basor (68), yang juga merasa bersyukur karena rumahnya akan segera memiliki kamar mandi. “Senang sekali. Nantinya saya tidak perlu lagi menumpang ke tetangga untuk mandi, buang air kecil, atau buang air besar,” tuturnya.

Renovasi RTLH ini diharapkan dapat memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat Sidoarjo, khususnya mereka yang kurang mampu. (isa/kun)