Gaza Mulai Tenang, Pemukim Yahudi Membabi Buta di Tepi Barat
REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT – Seiring berlakunya gencatan senjata di Jalur Gaza, pemukim ilegal di Tepi Barat melancarkan serangan dan kekacauan di bawah perlindungan pasukan penjajah. Mereka membakar rumah-rumah warga Tepi...
REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT – Seiring berlakunya gencatan senjata di Jalur Gaza, pemukim ilegal di melancarkan serangan dan kekacauan di bawah perlindungan pasukan penjajah. Mereka membakar rumah-rumah warga Tepi Barat dan menghancurkan kendaraan-kendaran Palestina.
Pada Senin malam, pemukim ilegal di bawah perlindungan pasukan pendudukan Israel, berkumpul di pintu masuk desa Burqa dan di daerah Tall Asur, sebelah timur Ramallah, dilansir kantor berita WAFA. Sekelompok penjajah ekstremis, yang didukung oleh pasukan Israel, berkumpul di pintu masuk desa Burqa dan menebarkan paku di jalan, dengan tujuan untuk melubangi ban kendaraan warga Palestina.
Menurut sumber tersebut, sekelompok penjajah ekstremis lainnya, di bawah perlindungan Israel, berkumpul di kawasan Tall Asur dekat desa Kafr Malik, menghalangi pergerakan warga di kawasan tersebut.
Sebelumnya, beberapa pemukim, di bawah perlindungan pasukan Israel, berkumpul di dekat desa At-Taybeh, timur laut Ramallah, menyebabkan gangguan lalu lintas yang signifikan di wilayah tersebut.
Dalam serangan yang dilakukan pada Senin malam oleh penjajah ekstremis di bawah perlindungan pasukan pendudukan Israel, beberapa warga Palestina terluka, dan beberapa kendaraan, perusahaan komersial, dan sebagian rumah dibakar di desa Jinsafut dan al-Funduq di sebelah timur Qalqilya, menurut pejabat setempat.
Jalal Bashir, ketua Dewan Desa Jinsafut, memberitahu WAFA bahwa puluhan penjajah menyerbu desa tersebut, membakar tiga rumah, sebuah taman kanak-kanak dan bengkel pertukangan yang terletak di sepanjang jalan utama Qalqilya-Nablus. Penjajah juga membakar beberapa kendaraan milik warga Palestina.
Dalam penyerangan tersebut, seorang warga mengalami cedera ringan di kepala saat berusaha melindungi rumahnya dari serangan penjajah. Beberapa warga lainnya mati lemas setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan tentara Israel. Pada saat yang sama, pasukan Israel menutup gerbang besi di pintu masuk timur Qalqilya, yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas yang parah.
Pada Ahad malam, kelompok ekstremis membakar dan merusak beberapa kendaraan warga Palestina, menutup jalan dan memblokir persimpangan utama di berbagai wilayah Tepi Barat.
Surat kabar Israel Haaretz melaporkan bahwa dua warga Israel terluka di dekat area tempat pemukim membakar properti warga Palestina di desa Funduq, Tepi Barat yang diduduki. Mereka menambahkan bahwa militer Israel sedang menyelidiki apakah mereka ditembak oleh seorang petugas polisi setelah mereka menyemprotnya dengan merica.
Aljazirah Arabia melansir bahwa pasukan Israel menembakkan peluru tajam dan gas air mata ke warga Palestina yang keluar untuk menghadapi para pemukim.
Kekerasan tanpa pandang bulu yang dilakukan penjajah Israel terhadap warga sipil Palestina dan harta benda mereka telah dikutuk secara luas. Beberapa negara telah menjatuhkan sanksi terhadap penjajah Israel yang dituduh melakukan tindakan kekerasan terhadap rakyat Palestina di Tepi Barat.
Sejak dimulainya serangan brutal Israel di pada bulan Oktober 2023, pemukim telah meningkatkan serangan mereka di Tepi Barat, seringkali dengan dukungan pasukan pendudukan Israel.
Serangan-serangan ini, yang menargetkan rumah, kendaraan, lahan pertanian dan tempat ibadah warga Palestina, menjadi lebih sering dan penuh kekerasan. Penjajah juga terlibat dalam intimidasi melalui vandalisme, pembakaran dan nyanyian rasis yang menyerukan pengusiran dan pembunuhan warga Palestina.
Tindakan kekerasan yang dilakukan para penjajah di Tepi Barat telah menuai kecaman internasional yang luas, dan banyak negara dan organisasi menyerukan pertanggungjawaban.
Menanggapi meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh penjajah, beberapa negara telah mengeluarkan sanksi yang menargetkan individu dan kelompok yang bertanggung jawab atas tindakan tersebut. Sanksi-sanksi ini berkisar dari larangan bepergian hingga pembekuan aset, yang bertujuan untuk meminta pertanggungjawaban para penjajah radikal atas peran mereka dalam kekerasan yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina.