Industri Pemasar Asuransi Masih akan Hadapi Sejumlah Tantangan di 2025

Asuransi kendaraan bermotor, asuransi kesehatan dan asuransi properti dengan menggaet tenaga pemasar lebih banyak.

Industri Pemasar Asuransi Masih akan Hadapi Sejumlah Tantangan di 2025

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri nasional masih akan menghadapi sejumlah tantangan di 2025 seperti pelemahan daya beli masyarakat serta penetrasi industri di segmen tertentu seperti kesehatan dan properti.

"Selama tahun 2024 sektor bisnis menghadapi banyak tantangan. Kita akui, 2024 bukan tahun yang gampang, tapi kita terus berinvestasi melalui sejumlah inovasi," ungkap Tirto Utomo, Direktur Bisnis Qoala Plus, perusahaan brokerage melalui platform digital, di Jakarta, Senin, 21 Januari 2025.

Tirto menambahkan pihaknya tetap optimistis di 2025 ini bisnis industri asuransi akan jauh membaik dengan telah terpilihnya pemerintahan baru.

Baca juga:

"Kita berharap perekonomian dan industri tahun 2025 ini lebih baik meski ada dugaan tren daya beli yang belum.membaik. Tentunya ini juga membutuhkan dukungan pemerintah melalui pemberian insentif," kata dia.

 "Pemerintah bisa support industri ini agar lebih berkembang lagi. Pernyataan Menteri Kesehatan yang mengajak masyarakat menggunakan kesehatan mandiri karena BPJS Kesehatan tidak bisa meng-cover sepenuhnya risiko kesehatan anggotanya, sebenarnya menjadi peluang bagus bagus industri termasuk bagi kami," ungkap Tirto Utomo.

Tirto Utomo mencontohkan, penetrasi properti di Indonesia saat ini masih sangat rendah dan masyarakat perlu terus diedukasi.

"Saat ini penetrasinya masih sangat rendah di Indonesia karene edukasi masih kurang dan juga karena nasabah jarang klaim yang mengakibatkan mereka kurang bisa merasakan manfaat langsung membeli polis properti," bebernya.

Solusinya, masyatakat harus sering mengajukan klaim. "Kita terus berinovasi mendorong penyerapan properti ini misalnya dengan menyertakan bonus servis AC untuk setiap pembelian polis,": ungkap Tirto Utomo.

Tahun 2025 perusahaannya akan tetap fokus menggarap 3 segmen yang selama ini berkontribusi besar pada pendapatan premi.

Yakni, bermotor, kesehatan dan properti dengan menggaet tenaga pemasar lebih banyak.

Kontribusi terbesar terhadap pendapatan premi perusahaan selama ini berasal dari mobil sebanyak 35 persen, disusul kesehatan dan properti masing masing 30 persen. Sisanya dikontribusi segmen lain.

"Di Asia Tenggara, secara grup kita menjadi broker terbesar. Saat ini ada 65 ribu registered user di platform Qoala Plus dengan target pertumbuhan premi double digit d 2025," ungkap Tirto.

Qoala Plus beroperasi sejak 2021 dan saat ini beroperasi di 6 negara diantaranya Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Filipina dan memasarkan beragam produk secara digital dari berbagai perusahaan lokal dan regional.

"Tahun 2025  kita dorong mitra kita jual produk lebih banyak secara cross selling melalui platform kita dan saat ini kami menjadi broker keempat terbesar di Indonesia," ujar Tirto Utomo. 

"Bisnis kita cukup terimbas oleh daya beli masyarakat yang turun, ditandai penurunan penjualan mobil baru yang hanya 850 ribu unit di 2024. Tahun lalu juga ada tren down trading di masyarakat,"  bebernya.

Penjualan polisi terbesar dari pasar Jakarta dan Pulau jawa dan tahun ini perusahaan akan ekspansi ke Bali dan pasar luar Jawa untuk nermotor.

"Di kesehatan, pendapatan premi kita naik semua, baik untuk premi kesehatan individu maupun premi kesehatan kumpulan di 2024."

"Kebanyakan bisnis kami di segmen ini adalah grup untuk perusahaan, dan bisnis ini tumbuh 50 persen di 2024," kata Tirto Utomo.