Gencatan Senjata di Gaza Mulai Hari Ini, Houthi Ikut Setop Operasi Militer terhadap Israel

Gencatan senjata kelompok Hamas dan Israel di Jalur Gaza akan dimulai pada Minggu (19/1/2025) hari ini waktu setempat. 

Gencatan Senjata di Gaza Mulai Hari Ini, Houthi Ikut Setop Operasi Militer terhadap Israel

TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Gencatan senjata kelompok Hamas dan di Jalur akan dimulai pada Minggu (19/1) ini pukul 8.30 pagi waktu setempat. 

Hal itu dikonfirmasi Qatar selaku mediator negosiasi , bersama Amerika Serikat dan Mesir. 

"Sesuai koordinasi para pihak dalam perjanjian dan mediator, di Jalur akan dimulai pada pukul 8:30 pagi [13.30 WIB] pada hari Minggu, 19 Januari waktu setempat di ," kata Al Ansari pada Sabtu (18/1), dikutip AFP.

Sebelumnya dan Hamas sepakat melakukan pada Rabu (15/1) pekan ini. 
Pemerintahan Benjamin Netanyahu juga telah menyetujui kesepakatan itu dalam pemungutan suara kabinet pada Jumat. 

Hasil voting itu 24 menteri sepakat, dan delapan, mayoritas politik konservatif termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir, menolak.

Kesepakatan itu menjadi yang kedua kali bagi dan Hamas sejak agresi sebagai balasan atas aksi penculikan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. 

Saat itu Hamas menculik sekitar 250 sandera dan membunuh 1.200 orang seperti diklaim pemerintah . 

Israel kemudian melancarkan agresi militer dan menewaskan sekitar 46.645 warga sejauh ini, berdasarkan keterangan dari Kementerian Kesehatan .

Adapun kesepakatan kedua ini mencakup tiga fase. Fase pertama berlangsung 42 hari meliputi pertukaran sandera Hamas dan di , penghentian serangan hingga lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk ke . 

Tahap pertama perjanjian gencatan senjata akan berlangsung selama 42 hari dan akan membebaskan 33 sandera yang ditawan di Gaza oleh Hamas. 

Baca juga:

Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, mengatakan sandera akan mencakup "perempuan sipil dan rekrutan perempuan, serta anak-anak, orang tua, warga sipil yang sakit dan terluka."

Sementara dua sumber yang dekat dengan kelompok militan tersebut mengatakan kepada kantor berita AFP, tiga tentara wanita akan menjadi orang pertama yang dibebaskan pada Minggu malam, meskipun Hamas menyebut semua warga negara yang berusia militer sebagai tentara. 

Sebagai imbalan atas para sandera, "siap membayar harga yang mahal - ratusan dolar", kata juru bicara pemerintah, David Mencer.

Kementerian Kehakiman mengatakan 737 dan narapidana akan dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan ini. Nama-nama tersebut termasuk pria, wanita, dan anak-anak.