Di Vietnam, Wisata Unik Mengunjungi Ibu yang Baru Melahirkan Diminati Turis Eropa

Tiga puluh persen tamu meminta menjelajahi tempat wisata di luar standar, membenamkan diri dalam budaya lokal dan kehidupan pedesaan Vietnam.

Di Vietnam, Wisata Unik Mengunjungi Ibu yang Baru Melahirkan Diminati Turis Eropa

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pemandu wisata menarik perhatian di media sosial karena mengajak tamunya menikmati pengalaman unik. Para tamu, yang kebanyakan turis Eropa, diajak mengunjungi ibu yang baru melahirkan dan menjelajahi pemakaman.

bernama Vu Ngoc Son, 34, membagikan video dokumentasi aktivitas unik dan tidak konvensional para tamunya di media sosial. Pada November lalu, selama perjalanan ke Provinsi Ninh Binh di dekat Hanoi, ia mengajak seorang turis Inggris mengunjungi rumah seorang kenalan yang baru saja melahirkan. Untuk pengalaman unik ini, tamu bisa menghabiskan waktu 10 sampai dengan 12 hari di Vietnam. Biasanya tamunya menghabiskan sekitar US$3.000 atau sekitar Rp 49 juta untuk perjalanan itu. 

"Sebagian besar tamu saya kaya," kata Son, seperti dilansir dari , Sabtu, 18 Januari 2025.

Budaya Lokal dan Kehidupan Sehari-hari 

Rencana perjalanan biasanya disesuaikan dengan para tamu, untuk memastikan pengalaman premium. Ia mengatakan 30 persen tamunya meminta menjelajahi tempat wisata di luar standar dan membenamkan diri dalam budaya lokal dan kehidupan sehari-hari.

Turis Inggris tersebut, yang awalnya berencana menjelajahi Ninh Binh dan naik perahu di sungai, mengubah rencananya karena sakit kaki. Ia juga kurang berminat pada tempat wisata yang biasa dan memilih pengalaman budaya di pedesaan.

Son mengatur agar itu mengunjungi rumah-rumah penduduk setempat untuk mendapatkan gambaran otentik tentang kehidupan pedesaan. Di rumah ibu baru tersebut, Son menjelaskan bahwa di Vietnam, bayi yang baru lahir melambangkan kebahagiaan. Orang-orang desa biasanya membawa hadiah sebagai tanda harapan.

Turis tersebut kemudian menjelajahi fitur-fitur lain dari kehidupan pedesaan, mengunjungi peternakan ayam dan berjalan-jalan di sawah.

"Banyak tamu yang ingin belajar tentang sejarah dan budaya dan merasa bosan dengan tujuan wisata tradisional. Itulah sebabnya saya membuat program seperti itu."

Tergantung pada Preferensi Tamu

Son telah menawarkan pengalaman perjalanan yang unik selama beberapa tahun terakhir. Programnya sering kali dadakan dan bergantung pada preferensi tamu.

Dua tahun lalu, dia melihat sebuah pemakaman saat membawa beberapa klien Bulgaria yang kaya. Ia memutuskan untuk membawa mereka ke dalam untuk mempelajari tentang pemakaman dan adat istiadat ibadah Vietnam.

Ia mengatakan salah satu pengalaman yang paling berkesan adalah tahun lalu ketika ia mengajak dua turis Afrika Selatan menghadiri perayaan malam tahun baru di sebuah desa setempat. Para turis itu sampai tak mau pulang, meskipun sudah membeli tiket pesawat. Mereka bersikeras untuk tetap tinggal dan mengabaikan peringatan Son tentang waktu. Untungnya, tiket kelas bisnis dan check-in prioritas membuat mereka tidak ketinggalan pesawat.

Turis dari Negara Maju

Sebagian besar klien Son berasal dari negara-negara maju, di mana interaksi sosial cenderung lebih formal atau berjarak. Mereka ingin merasakan gaya hidup kekeluargaan dan berorientasi komunitas di Vietnam. Pengalaman itu meninggalkan kesan yang mendalam sehingga banyak yang mengungkapkan keinginan untuk kembali.

Orang Vietnam, yang dikenal dengan keramahtamahannya, jarang menolak permintaan untuk menjamu tamu asing.

Namun, program tertentu, seperti mengunjungi ibu pascapersalinan memerlukan pengaturan sebelumnya dan bantuan dari kenalan dekat karena sifatnya yang pribadi, kata Son.

"Banyak tamu mengatakan kepada saya bahwa mereka merasa menjadi bagian dari Vietnam setelah berpartisipasi dalam kegiatan ini," katanya. 

Program wisata Son menuai kritik. Banyak yang mengatakan bahwa programnya tidak terorganisasi. Namun, fokus Son adalah memastikan tamunya pulang dengan kenangan yang tak terlupakan dan apresiasi yang mendalam terhadap Vietnam.