Hidupkan Kembali Cara Dakwah Walisongo Ditengah Era Modern, ‘Dakwah Merangkul Bukan Memukul’
Reporter: Lina Nur Hidayah SuaraBojonegoro.com – Lunturnya gaya berdakwah cara Walisongo dengan The post Hidupkan Kembali Cara Dakwah Walisongo Ditengah Era Modern, ‘Dakwah Merangkul Bukan Memukul’ appeared first on SuaraBojonegoro.com.
Reporter: Lina Nur Hidayah
SuaraBojonegoro.com – Lunturnya gaya berdakwah cara Walisongo dengan tutur bahasa yang halus dan santun dalam penyampaian dakwah zaman dahulu, kini kian memudar ditengah peradapan zaman modern. Terlebih banyaknya para pendakwah yang kadang hanya mengedepankan viralnya tanpa harus memperbaiki tata cara penyampaian ceramah secara santun dan lembut. Rabu (20/11/24)
Melihat kondisi tersebut salah satu pendakwah yang sekaligus
tokoh NU Kecamatan Ngambon,
Moh. Fakhruddin Atau GUS UD yang merupakan cucu Mbah Sholeh Bin
Hasyim tokoh pendiri NU Padangan, Bojonegoro merasa prihatin
dan berupaya mengembalikan cara-cara berdakwah walisongo yang
lebih mengutamakan adap kesopanan serta menggunakan kesenian
untuk menyampaikan materi, sehingga isi ceramah lebih mudah
diterima masyarakat.
“Mencermati para pendakwah masa kini yang mengedepankan viralnya, sehingga banyak kehilangan arah dalam berdakwah, dari hal tersebut saya prihatin dan berupaya mengembalikan cara berdakwah zaman Walisongo, “Terang Gus Ud kepada Jurnalis Suarabojonegoro.com.
Bentuk upaya berdakwah dengan cara wali songo tersebut, dihadirkan Gus Ud ditengah masyarakat dalam satu acara pertemuan rutin Muslimat Fatayat Pimpinan Anak Cabang (PAC) kecamatan Ngambon, Kabupaten Bojonegoro yang bertempat di Masjid Baitul Muttaqin, Dusun Branggah, Desa Sengon, Kecamatan Ngambon, Bojonegoro. Dalam kegiatan ini hadir ribuan jama’ah dan juga pengurus MWC NU Ngambon, PAC GP Ansor dan Banser, PAC IPNU dan IPPNU, PAC IPS NU, Pagar Nusa serta Ranting Fatayat dan Muslimat Nu se-kecamatan Ngambon pada Minggu 17 November kemarin.
” Jadi cara berdakwah wali songo menggunakan kesenian, seperti Sunan Kalijaga merupakan wali songo yang berdakwah dengan menggunakan wayang kulit, menggabungkan ajaran Islam dengan tradisi budaya jawa seperti wayang kulit yang digemari masyarakat saat itu,” Tambahnya.
Diterangkan oleh Gus Ud bahwa cara berdakwah Sunan Kalijaga juga memperkenalkan karakter populer dalam wayang seperti semar, petruk, gareng, dan bagong. Selain itu, juga menggunakan kesenian lain seperti tembang lir iler, topeng, seni ukir serta gamelan untuk media dakwah.
“kami berupaya ingin cara dakwah zaman walisongo dihadirkan lagi untuk masyarakat, dengan menggunakan kesenian, wayang maupun tembang, seperti penyampaian dakwah melalui tembang Mijil yang menjadi ciri khas Sunan Kudus, ” Ungkap Gus Ud.
Acara pertemuan rutin NU tersebut berlangsung Khidmat dan tertib, Jama’ah mengikuti Pengajian dengan pemateri Moh.Fakhruddin yang mengangkat tema “Dakwah Merangkul Bukan Memukul” , Kemudian acara ditutup dengan Doa serta melantunkan Sholawat yang diiringi Hadrah Al Ikhlas Branggah, Desa Sengon, Kecamatan Ngambon, Bojonegoro. (Lin/Red)