Investor Asing Tinggalkan Pasar Keuangan Rp7,4 Triliun, Rupiah Melemah Sepekan
Pasar keuangan Indonesia mengalami tekanan sepanjang pekan ini, ditandai oleh aliran modal asing yang keluar dari berbagai instrumen investasi. Bank Indonesia juga mencatat adanya pelemahan rupiah.
Pasar keuangan Indonesia mengalami tekanan sepanjang pekan ini, ditandai oleh aliran modal asing yang keluar dari berbagai instrumen investasi. Bank Indonesia juga mencatat adanya pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dalam sepekan.
Aliran modal asing menjadi sorotan utama. Sepanjang periode 11–14 November, investor asing mencatatkan jual neto sebesar Rp 7,42 triliun. Tekanan terbesar berasal dari pasar saham dengan nonresiden mencatat jual neto sebesar Rp 4,12 triliun.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso seperti dikutip Minggu (17/11).
Di pasar surat berharga negara (SBN) terdapat beli neto sebesar Rp 0,35 triliun. Meski demikian, hal ini tidak mampu mengimbangi jual neto sebesar Rp 3,65 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Sementara itu, Rupiah menunjukkan tren pelemahan di tengah penguatan dolar AS secara global. Pada Kamis (14/11), Rupiah ditutup pada level Rp 15.850 per dolar AS, melemah dibandingkan hari sebelumnya.
Rupiah dibuka lebih lemah lagi pada Jumat pagi (15/11) di level Rp 15.880 per dolar AS. Sementara itu, penguatan indeks dolar ke level 106,67 semakin menambah tekanan pada mata uang domestik.
Di pasar obligasi, yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun juga mengalami kenaikan dari 6,93% pada Kamis menjadi 6,94% pada Jumat pagi. Hal ini mencerminkan peningkatan risiko dan pelemahan minat investor terhadap aset berbasis rupiah.
Premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5 tahun juga naik menjadi 70,24 basis poin (bps) pada 14 November, dari 67,96 bps pada pekan sebelumnya. Hal ini mengindikasikan peningkatan persepsi risiko terhadap Indonesia.
Secara kumulatif, meskipun sepanjang 2024 tercatat aliran masuk modal asing yang positif sebesar Rp 261,15 triliun di berbagai instrumen, tekanan dari arus keluar pekan ini menimbulkan tantangan baru bagi stabilitas nilai tukar dan pasar keuangan.