Kampung Asei Besar penghasil lukisan kulit kayu bernilai seni budaya
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua menyatakan bahwa Kampung Asei Besar yang ...
Jayapura (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua menyatakan bahwa Kampung Asei Besar yang terletak di Distrik Sentani Timur, dikenal sebagai sentra penghasil lukisan kulit kayu yang memiliki nilai seni dan budaya tinggi.
Kepala Bidang Kebudayaan Fred Modouw kepada ANTARA di Sentani, Minggu, mengatakan bahwa seni lukisan ini telah diwariskan turun-temurun oleh masyarakat setempat dan menjadi bagian penting dari identitas budaya suku asli di daerah ini.
"Lukisan kulit kayu dari Kampung Asei Besar memiliki keunikan tersendiri, baik dari motif maupun teknik pembuatannya, yang membedakan dari seni lukis lainnya," katanya.
Baca juga:
Menurut Fred, lukisan kulit kayu atau dalam bahasa Sentani disebut "Khombouw" ini, biasanya dibuat dengan menggunakan kulit kayu khas yang diolah secara tradisional, dan proses pembuatannya melibatkan beberapa tahapan, mulai dari mengambil kulit kayu, mengeringkan, pewarnaan hingga memberi motif.
"Setiap motif yang dihasilkan memiliki makna filosofis yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat setempat, juga sebagai warisan budaya dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi," ujarnya.
Dia menjelaskan banyak wisatawan dan kolektor seni dari dalam maupun luar negeri tertarik untuk membeli karya seni ini, sebagai oleh-oleh juga koleksi pribadi.
Baca juga:
"Potensi ekonomi dari seni lukisan kulit kayu ini sangat besar, sehingga perlu terus dikembangkan dan dipromosikan," katanya lagi.
Dia menambahkan bahwa pemerintah terus mendukung para seniman lokal di Kampung Asei Besar agar dapat mempertahankan dan mengembangkan karya seni lukisan kulit kayu ini.
"Salah satu upaya yang dilakukan yakni memperkenalkan seni lukisan kulit kayu ke pasar yang lebih luas, melalui berbagai pameran seni dan budaya," ujar Fred.
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Agustina Estevani Janggo
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025