Soal Antrean Panjang Beli LPG 3 Kg, Pertamina Pastikan Tidak Ada Kelangkaan
LPG 3 kg kini hanya tersedia di pangkalan resmi sebagai bagian dari kebijakan baru yang dirancang untuk memastikan penyaluran subsidi yang tepat, menyebabkan antrean panjang di beberapa daerah.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan stok elpiji 3 kilogram secara umum dalam kondisi aman dan cukup. Antrean panjang pembelian LPG bersubsidi yang terjadi saat ini di sejumlah daerah merupakan dampak kebijakan baru pemerintah.
"Sesuai arahan pemerintah, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mulai 1 Februari ini, hanya bisa dibeli di pangkalan resmi, tidak lagi di pengecer," ucapnya kepada Katadata.co.id, Senin (3/2).
Mekanisme baru ini untuk membuat penyaluran elpiji bersubsidi lebih tetap sasaran. "Kami mengimbau masyarakat membeli LPG 3 kg di pangkalan resmi karena harganya lebih rumah dibandingkan pengecer," ucap Fadjar.
Harga eceran tertinggi atau HET tabung melon yang ditetapkan pemerintah adalah Rp 18 ribu per tabung. Kalau konsumen membelinya melalui pengecer, harganya dapt naik hingga Rp 24 ribu per tabung.
Fadjar mengatakan, konsumen dapat mengakses link https://subsiditepatlpg.mypertamina.id/infolpg3kg untuk mencari pangkalan elpiji 3 kg terdekat. "Atau bisa meminta informasi melalui call center 135," ucapnya.
Wakil Menteri (Wamen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung sebelumnya menyampaikan bahwa per 1 Februari pengecer gas elpiji 3 kilogram wajib mendaftarkan diri untuk menjadi pangkalan LPG 3 kg Pertamina.
Para pengecer elpiji dapat mendaftarkan diri melalui One Single Submission (OSS) untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB). Kemudian, pengecer mengajukan diri untuk menjadi pangkalan elpiji 3 kg resmi ke Pertamina.
Pemerintah mempersiapkan masa transisi selama satu bulan untuk mengubah pengecer menjadi pangkalan. Dengan demikian, pada Maret 2025, pemerintah menargetkan penghapusan pengecer elpiji 3 kg.
Langkah tersebut membuat konsumen kini kesulitan mendapatkan tabung melon tersebut. Warga di Desa Sodong, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, terpaksa mengantre panjang untuk membeli tabung elpiji.
Pada Senin pagi tadi, berdasarkan pantauan Antara, sempat terjadi kekisruhan pada kerumunan warga ini. "Antre dari pukul 10.00 WIB. Pas saya beli disuruh memenuhi persyaratan, seperti fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk). Jadi satu KTP satu tabung gas," ucap Haidi Rahman (32) warga setempat.
Kesulitan mendapatkan tabung gas bersubsidi di daerah itu sudah berlangsung sejak pekan lalu. Peredaran di warung-warung eceran ditarik oleh pengelola resmi gas elpiji. Kini warga terpaska mendatangi agen-agen resmi yang lokasinya jauh dari tempat tinggal.
Sistem baru itu, Rahman mengatakan, memang membuat harga gas elpiji bersubsidi turun. Dari sekitar Rp 23 ribu sampai Rp 24 ribu, kini menjadi Rp 19 ribu per tabung. "Hanya saja kami susah mencari barangnya," ucapnya.