Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Digital
(Kemkomdigi) segera mendirikan pusat informasi dan media, juga
berupaya mempercepat pemulihan akses internet dan telekomunikasi
lainnya di kawasan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di
Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT)."Langkah ini dilakukan
guna memastikan publik memperoleh informasi yang akurat mulai
dari penanganan para pengungsi hingga mempercepat pemulihan
pascabencana," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi
Publik (Dirjen IKP) Kemkomdigi Prabunindya Revta Revolusi
saat memimpin rapat koordinasi bersama para pemangku kepentingan
di Larantuka, Minggu.Rakor tersebut digelar usai meninjau pos dan
lokasi pengungsian terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki,
seperti disebutkan dalam keterangan pers yang diterima di
Jakarta, Minggu.“Sesuai arahan Ibu Menteri Komunikasi dan Digital
(Menkomdigi) Meutya Hafid agar kami semaksimal mungkin
melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan sesuai tugas dan
fungsi Kemkomdigi, termasuk pendampingan bagi seluruh korban
terdampak bencana,” kata Prabu.
Baca
juga: Berdasarkan hasil tinjauan secara langsung
di lapangan, Prabu memaparkan bahwa selain mendirikan pusat
informasi dan media, pemulihan akses komunikasi dan
telekomunikasi juga mendesak untuk dilakukan. Penguatan sinyal,
akses internet dan data, hingga penambahan
bandwidth (pita lebar) dikatakan Prabu sangat
diperlukan dalam kondisi krisis bencana."Jadi, selain komunikasi
publik, maka infrastruktur telekomunikasi juga menjadi prioritas
Kemkomdigi. Dalam kondisi kritis seperti ini pertukaran informasi
yang cepat dan akurat sangat diperlukan, jangan sampai
terhambat,” ujar Prabu.Kemkomdigi sudah berkoordinasi dengan
berbagai pihak seperti BAKTI Kemkomdigi, Direktorat Jenderal
Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI), operator
seluler, hingga Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Flores
Timur, untuk segera melakukan langkah-langkah percepatan
pemulihan akses komunikasi serta telekomunikasi.“Akses internet
sangat dibutuhkan, karena bukan hanya untuk akses informasi tapi
juga sosialisasi, pendidikan hingga hiburan bisa diberikan kepada
para korban terutama anak-anak,” kata
Prabu melanjutkan.Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan
Informatika Flores Timur Heronimus Lamawuran menuturkan hingga
Minggu (17/11/2024), terdapat 12.987 jiwa pengungsi di enam posko
lapangan. Setiap posko memiliki tantangan komunikasi akibat
kapasitas jaringan yang terbatas.“Akibat erupsi, beberapa sarana
telekomunikasi terdampak serius, termasuk Base Transceiver
Station (BTS) dan tower milik BAKTI, yang menyebabkan kualitas
jaringan naik-turun. Dari total 13 menara BTS yang tersedia,
hanya empat menara yang beroperasi secara maksimal sementara yang
lainnya tidak stabil akibat pasokan listrik yang juga tidak
stabil,” tutur Heronimus.
Baca juga:
Kepala Bidang Penyelenggaraan e-Goverment
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Flores Timur Petrus
Robby Tulus menambahkan bahwa kondisi pengungsian dengan
penumpukan massa turut menambah beban pada jaringan dan
menyebabkan lalu lintasnya penuh. Kondisi itu menjadikan layanan
komunikasi tidak memadai.Oleh sebab itu, Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Flores Timur berharap operator seluler yang
beroperasi di lokasi, segera menguatkan jaringan khususnya di dua
desa utama, Desa Konga dan Bolumatang. Dari 32 unit perangkat
akses internet BAKTI, satu rusak dan 31 lainnya mengalami
gangguan dan terpaksa dimatikan.Robby juga mengatakan
delapan unit perangkat akses internet sudah diberikan kepada enam
posko, namun, kapasitasnya perlu ditambah.Gunung Api Lewotobi
Laki-Laki yang berada di Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur,
NTT erupsi pada Minggu (3/11/2024) pukul 23.56 WIT.Hingga kini
erupsi susulan masih terjadi dengan besaran fluktuatif. Akibat
erupsi itu, 12.987 jiwa mengungsi dan kini terkonsentrasi di enam
posko lapangan. Jalan nasional yang menghubungkan Larantuka,
Lewotobi dan Maumere di radius 7 kilometer dari puncak Lewotobi
Laki-Laki juga ditutup dan tidak bisa dilalui.
Baca juga: Baca juga:
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024