Megawati Bahas Pancasila dan Global Warming Saat Bertemu Paus Fransiskus di Vatikan
Pertemuan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat dialog lintas budaya dan agama
![Megawati Bahas Pancasila dan Global Warming Saat Bertemu Paus Fransiskus di Vatikan](https://statik.tempo.co/data/2025/02/08/id_1375761/1375761_720.jpg)
INFO NASIONAL – Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri membahas masalah kebangsaan dan isu global saat bertemu dengan Paus Fransiskus di kediamannya, di Istana Apostolik, Vatikan. Saat membahas isu itu, Megawati didampingi Ketua DPR RI, Puan Maharani dan Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey.
“Kami berbicara masalah kebangsaan. Beliau sangat interest kepada Pancasila dan gotong royong,” kata Megawati kepada awak media, Jumat, 7 Februari 2025.
Menurut Megawati, di dalam kehidupan manusia, sesungguhnya Pancasila dapat menjadi acuan. “Karena Pancasila itu sebetulnya internasional, bukan hanya milik bangsa Indonesia saja. Kelima sila itu adalah acuan untuk masalah kehidupan, terutama masalah Ketuhanan Yang Maha Esa dan masalah kemanusiaan. Beliau juga sangat setuju.”
Terkait perikemanusiaan, lanjut Megawati, jika dilihat terjadi perubahan di dunia yang sangat mengkhawatirkan. Menurutnya, seharusnya tidak ada perang lagi. “Tetapi perang tetap berjalan,” ucap dia.
Paus Fransiskus dan Megawati juga mengkhawatirkan masalah global warming atau pemanasan global. “Tetapi sepertinya masih banyak manusia yang tidak care dengan global warming,” ujar Megawati. Dan pendapat Megawati disepakati oleh Paus Fransiskus.
Vatikan, kata Megawati, telah membuat sebuah pusat penelitian Kutub Utara dan Kutub Selatan. Menurut Megawati, Paus Fransiskus sangat khawatir karena es yang berada di kutub mencair atau meleleh dengan potongan-potongan yang besar. Megawati juga mengaitkan masalah global warming dengan masalah DKI Jakarta yang saat ini mudah sekali terkena banjir.
Sementara itu, dalam pertemuan dengan Paus Fransiskus, delegasi Indonesia memberikan sebuah lukisan yang menggambarkan perempuan berkebaya merah berpadu kain batik. Perempuan itu mengenakan atribut religius yang melambangkan antara budaya dan spiritualitas.
Pertemuan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat dialog lintas budaya dan agama, serta menunjukkan peran Indonesia sebagai negara yang mayoritas muslim namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebhinekaan dan persaudaraan antarumat beragama. Adapun kehadiran Olly Dondokambey juga menegaskan komitmen Sulawesi Utara sebagai salah satu daerah di Indonesia yang menjunjung tinggi keberagaman dan toleransi antarumat beragama. (*)