Menteri PPPA minta anak lakukan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi mendorong seluruh anak Indonesia ...
Anak-anak pulang sekolah gak boleh mager (malas gerak), tetapi harus bermasyarakat
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi mendorong seluruh anak Indonesia untuk senantiasa mengimplementasikan gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
"Bangun pagi, beribadah, olahraga, makan yang bergizi, belajar semangat, bermasyarakat, dan istirahat yang cepat atau tidur cepat," katanya dalam acara Pengumuman Pemenang Karya Cipta Lagu Pembelajaran Anak Usia Dini (Kicau) yang digelar di Jakarta, Minggu.
Menteri PPPA menekankan pada poin keenam, yaitu bermasyarakat, karena hal ini dinilai menjadi satu hal yang wajib dilakukan oleh anak-anak Indonesia.
"Anak-anak pulang sekolah gak boleh mager (malas gerak), tetapi harus bermasyarakat," tambahnya.
Oleh karena itu, Menteri Arifah menyebutkan pihaknya kini menyiapkan ruang untuk anak-anak, yang dinamakan sebagai Ruang Bersama Indonesia.
Baca juga:
Baca juga:
"Ini adalah kolaborasi, supaya anak-anak kita tidak hanya mojok, asik, mager atau malas gerak, ramai dalam kesendirian," ungkapnya.
Oleh karena itu, Arifah menyebutkan melalui Ruang Bersama Indonesia, anak-anak bisa bermain bersama, berkreativitas, dan lain sebagainya, untuk dapat meminimalisasi adanya kekerasan secara daring.
Terkait hal tersebut, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat harus bisa menjadi gerakan yang bisa diterapkan oleh seluruh anak di Indonesia.
Selain itu, Mendikdasmen juga menekankan sejumlah kebiasaan lainnya seperti Senam Anak Indonesia Hebat dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya untuk dapat dilakukan.
"Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat harus bisa jadi kebiasaan kita," kata Abdul Mu'ti di penghujung acara yang sama.
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025