Negara-Negara Arab tolak upaya relokasi warga Palestina
Dalam sebuah pernyataan bersama, Mesir, Yordania, Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), Otoritas Palestina, dan ...
Kairo (ANTARA) - Dalam sebuah pernyataan bersama, Mesir, Yordania, Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), Otoritas Palestina, dan Liga Arab pada Sabtu (1/2) menekankan penolakan mereka terhadap upaya apa pun untuk merelokasi warga Palestina dari Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.
Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah pertemuan di Kairo, ibu
kota Mesir, yang dihadiri oleh diplomat-diplomat tinggi dari
Mesir, Yordania, Arab Saudi, Qatar, dan UEA, serta sejumlah
pejabat tinggi dari Otoritas Palestina dan Liga Arab.Menurut
pernyataan tersebut, para partisipan pertemuan menyatakan
komitmen mereka untuk bekerja sama dengan pemerintahan Presiden
Amerika Serikat Donald Trump "guna mencapai perdamaian yang
adil dan komprehensif di Timur Tengah berdasarkan solusi dua
negara."
Selain itu, mereka juga menyuarakan dukungan penuh terhadap warga Palestina dan hak-hak sah mereka, menolak segala upaya untuk merelokasi warga Palestina, baik melalui penggusuran maupun upaya untuk menyingkirkan atau memindahkan mereka dari tanah mereka dalam keadaan apa pun.
Pada 25 Januari, Trump mengajukan rencana kontroversial untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza ke Mesir dan Yordania, yang ditolak tegas oleh kedua negara tersebut.
Pernyataan tersebut juga mendesak komunitas internasional untuk mengoordinasikan upaya-upaya perencanaan dan implementasi proses komprehensif untuk rekonstruksi Gaza guna meningkatkan kehidupan sehari-hari warga Palestina dan mengatasi masalah pengungsi internal.
Pada 25 Januari, Trump mengajukan rencana kontroversial untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza ke Mesir dan Yordania, yang ditolak tegas oleh kedua negara tersebut
Pada Jumat (31/1) lalu, ribuan orang berkumpul di dekat perlintasan Rafah sisi Mesir, satu-satunya jalur yang menghubungkan Mesir dengan Gaza, untuk menyuarakan penolakan terhadap relokasi warga Palestina.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025