Paparan Radiasi Berlebihan Tingkatkan Risiko Leukemia pada Anak
Paparan radiasi berlebih zat kimia bisa berasal dari tinggal di lingkungan pabrik atau dekat pemancar listrik dan berisiko memicu leukemia pada anak.
![Paparan Radiasi Berlebihan Tingkatkan Risiko Leukemia pada Anak](https://statik.tempo.co/data/2015/03/19/id_381491/381491_650.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Sesialis anak Jovita Olivia menjelaskan paparan radiasi zat kimia yang berlebihan bisa menjadi salah satu pemicu atau kanker darah pada anak. Dokter di Rumah Sakit Hermina Bitung itu menjelaskan paparan radiasi berlebih dari zat kimia tersebut bisa berasal dari tempat tinggal di lingkungan pabrik maupun dekat pemancar listrik.
"Kalau leukemia sebenarnya hampir seluruhnya tapi juga dibarengi adanya paparan dari lingkungan," kata lulusan Universitas Diponegoro di Tangerang, Banten, Kamis, 6 Februari 2025.
Jovita menjelaskan gejala leukemia pada anak umumnya sama seperti orang dewasa, salah satunya terdapat anemia. Hal ini bisa ditandai melalui pemeriksaan darah, seperti hemoglobin (HB) berkurang, leukosit dan trombosit juga bisa naik atau turun.
"Jadi dari pemeriksaan darah itu biasanya bisa kita temukan ada gambaran dari sel darahnya amburadul," ujar dia.
Gejala leukemia
Jovita juga menyebutkan gejala lain leukemia yang perlu
diwaspadai adalah demam dalam waktu yang lama hingga lebih dari
dua minggu. Menurutnya, kondisi tersebut tidak normal karena
bisa merujuk adanya infeksi kronis yang berlangsung terus
menurus.
Selain itu, anak dengan nafsu makan lahap namun tidak berpengaruh pada kenaikan berat badan, adanya pendarahan seperti mimisan dan gusi berdarah, munculnya hematoma atau lebam juga menjadi tanda leukemia.
"Ada lebam, benjolan-benjolan di leher, lengan, atau di kaki itu juga bisa," ucapnya.
Pada Januari 2024, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut dua jenis seperti limfoma dan leukemia merupakan kanker yang paling banyak diderita anak-anak Indonesia. Menurut data Globocan tahun 2020, jumlah penderita kanker pada anak (0-19 tahun) sebanyak 11.156. Dari angka itu, leukemia menempati posisi pertama dengan 3.880 (34,8 persen), sedangkan kanker getah bening sekitar 640 (5,7 persen), dan kanker otak 637 (5,7 persen).