Efek Perang Dagang Trump, BI Waspadai Lonjakan Inflasi AS
Presiden AS Donald Trump akan memulai perang dagang beberapa negara. Hal ini dapat meningkatkan inflasi AS dan mempengaruhi penurunan suku bunga The Fed.
![Efek Perang Dagang Trump, BI Waspadai Lonjakan Inflasi AS](https://cdn1.katadata.co.id/media/images/thumb/2016/10/20/2016_10_20-18_46_45_f6ea85ba1f22d5637396f675b3928ffc_960x640_thumb.jpg)
Setelah menjabat kembali sebagai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dipastikan akan memicu global. Bank Indonesia mewaspadai efek kebijakan ini karena dapat memicu lonjakan inflasi di AS hingga bank sentralnya, The Federal Reserve alias The Fed, tidak akan agresif menurunkan suku bunga.
“Dari sisi tarif juga akan membuat inflasi AS lebih tinggi,” kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juli Budi Winantya dalam acara Pelatihan Wartawan BI di Aceh, Jumat (7/2).
Selain itu, kebijakan tarif perdagangan Trump akan memicu adanya insentif pajak bagi ekonomi Amerika Serikat. Insentif ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan juga meningkatkan inflasi.
Di sisi lain, Juli menyebut, Trump akan memberikan insentif pajak yang membuat defisit meningkat. “Yang berarti ini harus melakukan pembiayaan lebih besar,” ujar Juli.
Pada akhirnya, kebijakan presiden AS ke-47 itu akan berdampak kepada yield atau imbal hasil obligasi pemerintah negaranya untuk jangka pendek dan panjang angka panjang. "Imbal hasil di AS akan lebih menarik dan ini yang mengakibatkan ketidakpastian di pasar global,” katanya.
Selain itu, kebijakan Trump juga berdampak kepada pengetatan tenaga kerja. Menurut, Juli hal ini juga akan berimplikasi kepada peningkatan inflasi di AS.
Semua dampak tersebut akan mengakibatkan ketidakpastian di global. Akibatnya, inflasi lebih tinggi dan pada akhirnya akan mempengaruhi kebijakan yang diambil The Fed. Penurunan suku bunga acuan diperkirakan lebih lambat.
Perang Dagang AS dengan Meksiko, Kanada, dan Cina
Setelah Trump mengumumkan ancaman perang dagangnya, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum sepakat untuk memperkuat upaya penegakan hukum di perbatasan. Dikutip dari Reuters, Senin (3/2), langkah itu dilakukan untuk merespons tuntutan Trump untuk menindak tegas imigrasi dan penyelundupan narkoba.
Dengan kesepakatan ini, Trump akan menunda sesementara tarif impor 25% untuk Kanada dan Meksiko. Penundaannya berlaku hingga 30 hari ke depan.
Melalui akun X pribadinya, Trudeau mengaku sudah menerima panggilan telepon dengan Trump. Kanada akan mengerahkan hampir 10 ribu petugas garis depan untuk membantu mengamankan perbatasan, memasukkan kartel narkoba sebagai teroris, khususnya soal fentanil, dan menindak tegas pencucian uang.
"Tarif yang diusulkan akan dihentikan sementara setidaknya selama 30 hari sementara kami bekerja sama,” ujar Trudeau.
Sheinbaum juga akan mengirimkan 10 ribu tentara ke perbatasan untuk menghentikan penyebaran fentanil. “Percakapan yang baik dengan Presiden Trump dengan penuh rasa hormat terhadap hubungan dan kedaulatan kita,” kata Sheinbaum.
Sementara itu, Trump juga menerapkan tarif baru hingga 10% kepada Cina. Kebijakan ini berlaku mulai 3 Februari 2025. Dengan adanya kebijakan ini, Cina juga membalas dengan memberlakukan tarif 15% untuk batu bara dan gas alam cair AS.
Tak hanya itu, Tiongkoko menerapkan tarif 10% kepada AS untuk minyak mentah, mesin pertanian, dan beberapa produksi mobil.