Pasar otomotif masih menjanjikan, kebijakan multisektoral jadi penentu
Industri otomotif pada tahun 2025 masih bisa untuk bertumbuh dan sangat menjanjikan, salah satunya didorong oleh minat ...
![Pasar otomotif masih menjanjikan, kebijakan multisektoral jadi penentu](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2025/02/12/WhatsApp-Image-2025-02-12-at-22.34.09.jpeg)
Jakarta (ANTARA) - Industri otomotif pada tahun 2025 masih bisa untuk bertumbuh dan sangat menjanjikan, salah satunya didorong oleh minat masyarakat terhadap kendaraan listrik.
Namun, pasar industri otomotif tersebut sangat bergantung juga pada kebijakan multisektoral yang mempengaruhi daya beli masyarakat.
“Kalau untuk EV akan tumbuh pasarnya,” kata Pengamat otomotif Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Riyanto kepada ANTARA, Rabu.
Hal tersebut bukan tanpa alasan, hingga saat ini pemerintah tengah berupaya untuk menghadirkan berbagai fasilitas pendukung yang semakin memudahkan para pengguna kendaraan listrik di tanah air.
Baca juga:
Di samping itu, pertumbuhan kendaraan EV di Indonesia juga karena adanya beragam inovasi dan juga teknologi yang banyak disajikan oleh para produsen otomotif yang memasarkan kendaraan mereka di Indonesia.
“Masih dapat insentif, banyak pilihan model dan ada pilihan model EV yang 7 seater,” ucap dia.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno meminta kepada pemerintah untuk menimbang kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPn) menjadi 12 persen.
Hal tersebut dinilai dapat memperlambat pertumbuhan industri otomotif di tanah air, karena akan memicu kenaikan harga kendaraan.
Baca juga:
“Kalau bisa pemerintah bertahan dengan PPN 11 persen, karena terus terang dengan kenaikan suku bunga yang seperti ini menjadi kendala sulit untuk tumbuh. Artinya, kalau ada kebijakan pemerintah bertahan di 11 persen pertumbuhan industri otomotif mungkin masih akan terjadi. Kalau PPN 12 persen kembali lagi Itu kan efeknya kepada harga mobil, ya,” kata dia.
Riyanto sependapat bahwa total market pada tahun 2025 bakal akan kurang menggairahkan dibandingkan dengan tahun 2024 apabila tidak didukung dengan kebijakan mendukung industri.
“Saya menduga akan lebih kecil dari pasar tahun 2024 kalau pertumbuhan ekonomi akan sedikit di bawah tahun lalu. Karena stagnasi ini, ditambah penghematan pemerintah, sumber pertumbuhan yang dari pemerintah akan turut berdampak pada pasar otomotif,” jelas dia.
Baca juga:
Pada tahun ini, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menargetkan penjualan sebanyak 1 juta unit dan AISI memproyeksikan angka penjualan sepeda motor di angka 6,4-6,7 juta unit.
Sementara itu, pasar otomotif kembali menggeliat dengan hadirnya ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) yang berlangsung pada 13-23 Februari 2025 di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta.
Dalam mendukung pembiayaan kendaraan bermotor selama pelaksanaan IIMS Jakarta 2025 ini grup keuangan MUFG, Danamon, dan Adira Finance, yang memiliki keunggulan komprehensif di pembiayaan otomotif, hadir memberikan solusi finansial untuk mendongkrak pembelian kendaraan bermotor.
“Kehadiran kami untuk keempat kalinya menegaskan posisi kami sebagai lembaga keuangan terkemuka yang dapat menghadirkan solusi finansial menyeluruh bagi masyarakat, sejalan dengan komitmen kami untuk hadir dalam kehidupan nasabah di setiap langkah perjalanan hidup mereka,” tutur Ivan Jaya, Consumer Funding & Wealth Business Head PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025