Ketum Muhammadiyah: Kalender Global Perlu Kesepakatan Dunia Islam
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir berpesan kepada umat Islam di Indonesia untuk tetap mengedepankan toleransi atau tasamuh jika terjadi perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan,...
![Ketum Muhammadiyah: Kalender Global Perlu Kesepakatan Dunia Islam](https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/003846900-1733303079-830-556.jpg)
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof berpesan kepada umat Islam di Indonesia untuk tetap mengedepankan atau jika terjadi perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha.
"Kalau ada perbedaan-perbedaan pelaksanaan nanti di awal Ramadan, Idul Fitri maupun Idul Adha bagi kita tetap mengedepankan toleransi, tasamuh," ujar Prof Haedar dalam konferensi pers penetapan hasil hisab awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1446 H di Yogyakarta, Rabu (12/2/2025).
Dia mengatakan, toleransi tersebut sudah menjadi kekayaan keagamaan masyarakat Indonesia, yang selama ini dijunjung tinggi. Sehingga, masalah perbedaan awal bulan Hijriyah tidak menjadi perbincangan yang terus-menerus, apalagi menjadi potensi keretakan.
Menurut Prof Haedar, toleransi dalam hal ini sangat penting. Karena, sampai saat ini umat Islam belum memiliki yang bisa mempersatukan semuanya.
"Karena kita memang belum memiliki satu Kalender Global Tunggal untuk seluruh dunia di lingkungan dunia Islam yang nanti memang memerlukan kesepakatan dari seluruh dunia Islam," ucap dia.
Namun, untuk membuat kalender global tunggal tersebut msih membutuhkan proses yang panjang. Sampai saat itu, menurut dia, PP sendiri juga masih memperjuangkan kelander milik umat Islam tersebut.
"Tentu perjalanannya masih panjang sebagaimana diperjuangkan oleh Muhammadiyah dengan tunggal dan selama kita masih berproses ke situ tentu kita kedepankan sikap tasamuh, toleransi dalam perbedaan," kata Prof Haedar.