Operasional IPLT Tulungagung berpotensi dongkrak PAD
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Tulungagung, Jawa Timur, kembali dioperasikan dan berpotensi menjadi tambahan pundi-pundi Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Pemkab Tulungagung.Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan ...
![Operasional IPLT Tulungagung berpotensi dongkrak PAD](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2025/02/12/WhatsApp-Image-2025-02-12-at-17.44.06.jpeg)
Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Tulungagung, Jawa Timur, kembali dioperasikan dan berpotensi menjadi tambahan pundi-pundi Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Pemkab Tulungagung.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Tulungagung, Anang Prastianto, Rabu mengatakan, IPLT ini sebelumnya dibangun oleh Kementerian dengan standar nasional menggunakan anggaran Rp2 miliar.
Pengolahan lumpur tinja kini dilakukan dalam empat tahap, berbeda dengan sistem lama yang hanya mengandalkan bak penampungan.
"Dulu lumpur tinja hanya ditampung dan dibiarkan mengering. Sekarang sudah melalui proses pengolahan, sehingga tidak lagi menimbulkan bau menyengat," kata Anang.
Anang belum mengulas besaran target PAD dari pengoperasian kembali IPLT yang sempat terbengkalai. Alasannya, operasional IPLT saat ini sifatnya masih uji coba.
Setiap truk tangki yang membuang lumpur tinja diwajibkan membayar retribusi Rp150 ribu per kubik, yang akan menjadi tambahan PAD bagi Tulungagung.
Namun, tahun ini operasional IPLT masih dalam tahap uji coba untuk mengukur potensi pendapatan sebelum menetapkan target PAD tahun 2026.
"Masih uji coba dulu, kita lihat pemasukannya dalam setahun untuk menentukan target retribusi ke depan," ujarnya.
Selain pembatasan hari kerja, jumlah truk yang diizinkan membuang lumpur tinja ke IPLT juga dibatasi maksimal enam unit per hari.
Kebijakan ini diterapkan untuk menghormati masyarakat sekitar, terutama yang mengelola wisata petik belimbing di dekat IPLT.
"Sabtu dan Minggu IPLT libur karena wisata petik belimbing ramai di akhir pekan," ujarnya.