PBB Tangguhkan Operasi di Wilayah yang Dikuasai Houthi
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (24/1) mengumumkan bahwa pihaknya telah menangguhkan semua operasional ...
Aden (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (24/1) mengumumkan bahwa pihaknya telah menangguhkan semua operasional resmi di sejumlah wilayah Yaman yang berada di bawah kendali Houthi menyusul bertambahnya personel PBB yang ditahan.
Dalam sebuah pernyataan, PBB mengatakan penangguhan tersebut akan tetap berlaku hingga pemberitahuan lebih lanjut. Badan dunia tersebut menambahkan bahwa pejabat senior PBB sedang menghubungi para pemimpin Houthi, menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat semua staf dan mitra PBB yang ditahan.Otoritas Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman utara, termasuk ibu kota Sanaa, belum mengomentari keputusan PBB atau tuntutannya tersebut.Seorang narasumber pemerintahan Yaman, yang berbicara kepada Xinhua secara anonim, menuturkan Houthi menahan setidaknya tujuh karyawan Yaman yang bekerja untuk organisasi-organisasi internasional pada Kamis (23/1) malam waktu setempat. Para tahanan dilaporkan bekerja dengan badan-badan seperti UNICEF dan Program Pangan Dunia (WFP).Pada Juni 2024, kelompok Houthi melakukan penahanan personel secara massal, yang menargetkan karyawan PBB serta organisasi kemanusiaan internasional dan lokal di Sanaa. Saat itu, pihak otoritas Houthi mengeklaim telah menahan "anggota-anggota penting dari jaringan mata-mata Amerika-Israel" yang diduga terkait dengan Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat.PBB secara konsisten menyerukan pembebasan para personel yang ditahan, termasuk saat Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), melakukan kunjungan ke Sanaa pada Desember 2024 sebagai upaya untuk merundingkan pembebasan staf PBB yang ditahan oleh Houthi.Kelompok Houthi telah menguasai Sanaa dan sebagian besar wilayah Yaman utara sejak akhir 2014, dan melancarkan perang terhadap pasukan pemerintah Yaman. Menurut PBB, konflik tersebut menjadi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025