Pemkab Sumenep salurkan 7.000 dosis vaksin untuk atasi PMK

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur menyalurkan sebanyak 7.000 dosis vaksin guna mengatasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang sapi milik warga di wilayah itu."Penyaluran ...

Pemkab Sumenep salurkan 7.000 dosis vaksin untuk atasi PMK

Madura Raya (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur menyalurkan sebanyak 7.000 dosis vaksin guna mengatasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang sapi milik warga di wilayah itu."Penyaluran 7.000 dosis vaksin ini melalui pusat kesehatan hewan (puskeswan) yang ada di Sunenep dan petugas inseminator yang tersebar berbagai kecamatan daratan dan kepulauan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pemkab Sumenep Chainur Rasyid di Sumenep, Jawa Timur, Senin.Ia menjelaskan, Kabupaten Sumenep saat ini memiliki tiga puskeswan, tersebar di tiga kecamatan, meliputi dua puskeswan di kecamatan yang ada di daratan, yakni di Kecamatan Ganding, dan Kecamatan Kota.Satu puskeswan lainnya berada di kecamatan kepulauan, yakni di Kecamatan Gayam."Saat ini vaksin-vaksin untuk kekebalan tubuh dan kesehatan hewan ternak sapi tersebut telah tersebar ke tiga puskeswas tersebut dan petugas mulai melakukan vaksinasi ke sapi-sapi milik warga," katanya.Selain melalui puskesmas, pendistribusian vaksin PMK juga dilakukan melalui penyuluh dan petugas inseminator yang tersebar di 27 kecamatan se-Kabupaten Sumenep.Rasyid menuturkan, PMK diketahui menyebar di Kabupaten Sumenep setelah ada laporan banyak sapi warga yang sakit dan sebagian mati mendadak.Hasil pemeriksaan petugas penyuluh lapangan dan dokter hewan Pemkab Sumenep menyebutkan sebanyak 17 ekor sapi milik warga yang sakit diketahui positif terpapar PMK."Selain PMK, jenis penyakit sapi lainnya yang juga ditemukan di Kabupaten Sumenep adalah Bovine Ephemeral Fever (BEF)," katanya.Menurut Rasyid, BEF juga dikenal sebagai demam tiga hari. Biasanya, hewan ternak kehilangan nafsu makan dan minum (anorexia), serta mengalami demam di atas 39 derajat selsius, gemetar (hipertermia), dan keluar leleran cairan (serous) dari hidung (leleran nasal).Selain itu, mengalami pembengkakan pada sendi yang dapat mengakibatkan pincang hingga ambruk dan diiringi dengan kembung. Penyakit ini disebabkan virus dengan penghantar nyamuk.”BEF ini menular dari satu sapi ke sapi yang lain. Bisa disertai dengan timpani atau perut kembung karena konsumsi rumput muda yang langsung diberikan pada sapi,” katanya.Karena itu, ia meminta masyarakat tetap menjaga kebersihan kandang dengan menyemprotkan disinfektan untuk mencegah persebaran penyakit.Sementara itu, menurut data DKPP Pemkab Sumenep, kasus PMK di kabupaten paling timur di Pulau Madura juga pernah terjadi pada 2022.Kala itu, sebanyak 3.743 ekor sapi milik warga Sumenep positif terjangkit PMK, paling sedikit dibanding tiga kabupaten lain di Pulau Madura, yakni Pamekasan sebanyak 5.207 ekor, Bangkalan 5.157 ekor, dan Kabupaten Sampang sebanyak 4.630 ekor.Berdasarkan data DKPP Pemkab Sumenep, populasi sapi di kabupaten paling timur di Pulau Madura ini sebanyak 352.790 ekor, terdiri atas sapi potong sebanyak 240.576 ekor dan sapi peliharaan warga sebanyak 112.214 ekor. Populasi terbanyak di Pulau Sapudi, yakni mencapai 13.810 ekor.