Protes Kelalaian Pengisian Data PDSS, Siswa Karawang Teriak “Masa Depan Kami Sirna”
Aksi unjuk rasa terkait kelalaian pengisian data Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) di halaman sekolah, pada Rabu (5/2/2025).
TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - Ratusan orang tua dan siswa di sejumlah di Kabupaten , menggelar aksi unjuk rasa.
Aksi unjuk rasa itu digelar di halaman sekolah, Rabu (5/2/2025).
Aksi unjuk rasa itu dilakukan atas dasar solidaritas karena mereka kesal terhadap pihak sekolah yang lalai melakukan pengisian data Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) dan berdampak pada kegagalan mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Baca juga:
Sebelumnya, sebanyak 113 siswa kelas XII di 1 Mempawah, Kalimantan Barat, terancam tak dapat mengikuti jalur tanpa tes SNBP.
Hal ini terjadi, karena pihak sekolah diduga tidak mengisi data di Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PPDS).
Sehingga, mereka tidak bisa mengikuti seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) jalur tersebut.
Para siswa dan orang tua murid itu terlihat membawa spanduk “Guru Lalai, Kami Terlantar” serta meneriakkan berbagai tuntutan seperti. “Masa depan kita sirna," teriak salah satu murid di halaman sekolah, Rabu (5/2/2025).
Ujang (50), salah satu wali murid yang ikut aksi tersebut mengatakan, kegagalan anak-anak mereka dalam mengikuti SNBP bukan karena kesalahan siswa, melainkan akibat kelalaian sekolah dalam mengisi data tepat waktu.
"Ini bukan kegagalan, sama saja ini digagalkan oleh kelalaian," kata dia.
Ujang mengatakan, padahal pihak sekolah punya waktu dari 6 Januari 2025 hingga 31 Januari 2025 untuk melakukan pengisian data.
Dia mengaku kecewa padahal anaknya telah bekerja keras selama bertahun-tahun demi mendapatkan jalur masuk perguruan tinggi melalui nilai rapor.
Baca juga:
Para siswa dan orang tua kini masih menunggu respons dari pihak sekolah yang tengah berangkat ke Jakarta untuk mendatangi kementerian terkait permintaan solusi atas masalah ini.
Sementara itu staf kesiswaan Sekolah SMA 4 , Taupik mengatakan, permasalahan awal diketahui dari keluhan orang tua siswa yang mengungkapkan bahwa data belum terselesaikan hingga batas akhir.
Kendala utama dalam proses pendaftaran adalah gangguan jaringan serta ketidaksesuaian data Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) dan Nomor Induk Kependudukan (NIK).