RS Polri Kramat Jati Terima Laporan Kehilangan Kerabat dari 14 Keluarga

RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur menerima laporan kehilangan kerabat dari 14 keluarga terkait kebakaran Glodok Plaza

RS Polri Kramat Jati Terima Laporan Kehilangan Kerabat dari 14 Keluarga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur menerima laporan kehilangan kerabat dari 14 keluarga terkait .

Kabid Disaster Victim Identification (DVI) Rodokpol Pusdokkes Polri, Kombes Ahmad Fauzi mengatakan jumlah tersebut berdasar data laporan orang hilang diterima Posko Antemortem.

"Ada 14 korban yang sudah dilaporkan oleh keluarganya," kata Fauzi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (20/1/2025).

Baca juga:

Mereka datang ke Kramat Jati untuk menyerahkan data pembanding identifikasi jenazah, meliputi sidik jari, rekam medis pemeriksaan gigi yang pernah dilakukan, dan DNA.

Nantinya data pembanding antemortem diberikan pihak keluarga itu akan dicocokkan dengan data postmortem yang didapat Tim DVI dari jenazah korban .

Hingga kini Tim DVI sudah menerima delapan kantong jenazah korban , seluruhnya ditempatkan di ruang Instalasi Kedokteran Forensik atau Posko Postmortem.

"Jumlah jenazah yang diperiksa ada delapan kantong. Delapan kantong bukan berarti ada delapan jenazah, bisa saja isinya bukan jenazah. Bisa juga satu kantong lebih dari satu jenazah," ujarnya.

Butuh pemeriksaan forensik lebih lanjut untuk memastikan delapan kantong jenazah tersebut benar merupakan satu bagian jenazah utuh, atau berisikan bagian tubuh.

Fauzi menuturkan dalam identifikasi jenazah korban kebakaran Glodok Plaza ini Tim DVI menitikberatkan pada ketepatan dibanding kecepatan, agar jenazah yang diserahkan ke keluarga sesuai.

Baca juga:

Pasalnya dengan kondisi jenazah yang terbakar identifikasi secara visual tidak memungkinkan, sehingga butuh data medis untuk dapat mengidentifikasi jenazah korban.

"Waktu dari operasi DVI tidak bisa dibatasi. Dalam artian kita menuntut ketepatan, kehati-hatian. Kita inginnya cepat. Namun kan jangan sampai nanti karena kita terburu-buru, tidak akurat," tuturnya.

Penulis: Bima Putra

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul