Sandera di Gaza Memelas, Media Israel: Kami Telah Jadi Negara Paria, Brigade Golani Hancur-hancuran

Kara menambahkan kalau tekanan militer Israel justru menyebabkan kematian sedikitnya 27 warga Israel yang diculik selama setahun terakhir.

Sandera di Gaza Memelas, Media Israel: Kami Telah Jadi Negara Paria, Brigade Golani Hancur-hancuran

Sandera di Memelas Minta Tolong, Media : Kami Telah Menjadi Negara Paria

TRIBUNNEWS.COM - Media membahas perkembangan terkini masalah tahanan di Jalur yang hingga setahun lebih agresi militer (IDF) belum juga bisa dibebaskan.

Fokus media-media ke topik tersebut terjadi setelah gerakan Jihad Islam Palestina (Palestine Islamic Jihad/PIJ) menerbitkan klip video tahanan Sasha Turbanov.

Selain soal sandera, fokus pemberitaan media Israel juga menyoroti perkembangan meningkatnya pertempuran dengan Hizbullah di Lebanon selatan.

Baca juga:

 


Dalam video tersebut, Turbanov memelas meminta tolong dengan mengatakan: “Saya ingin kembali ke rumah dengan selamat, dan ini hanya dapat dicapai dengan memberikan tekanan pada pemerintah. Tolong, jangan lupakan saya.”

Baca juga:

Mengomentari video tersebut, koresponden urusan peradilan Channel 13 Israel, Baruch Kara, mengatakan, “Video tersebut mungkin dianggap oleh beberapa orang sebagai bagian dari perang psikologis, namun ini mencerminkan kenyataan tragis dari para tahanan yang kekurangan. kekurangan makanan, kurangnya layanan kesehatan, dan kondisi penahanan yang sulit.”

Alexander Turbanov (28), sandera Israel yang tampil dalam sebuah video berjudul “Pesan 01” yang dirilis oleh Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam (PIJ), pada Rabu (13/11/2024).
Alexander Turbanov (28), sandera Israel yang tampil dalam sebuah video berjudul “Pesan 01” yang dirilis oleh Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam (PIJ), pada Rabu (13/11/2024). (X/Telegram/Brigade Al-Quds)

Kara menambahkan kalau tekanan militer justru menyebabkan kematian sedikitnya 27 warga yang diculik selama setahun terakhir.


Media Khaberni, yang mengulas pemberitaan ini menyebut kalau koresponden itu menggambarkan, kondisi tersebut menyiratkan kalau kini berubah menjadi negara 'paria', rendahan.

"Dia juga menyatakan kalau  tuntutan kemanusiaan yang terkandung dalam surat tahanan harus ditanggapi dengan serius," tulis laporan Khaberni, Sabtu (16/11/2024) merujuk pada isi surat para yang sampai ke keluarga mereka di . 

Sementara itu, mantan ketua gerakan "Peace Now", Yariv Oppenheimer, menyatakan keprihatinannya tentang yang berubah menjadi negara paria dengan latar belakang publikasi video di mana tentara tampak membual tentang tindakan militer mereka di . 

Oppenheimer berkata: "Ketika saya ingin tahu apa yang terjadi di , saya mengikuti akun Yanon Magal di Twitter. Penghancuran telah terjadi, penduduk (Gaza) menderita, dan tentara jelas-jelas melanggar hukum." 

Dia menambahkan, media Israel menghindari penyiaran gambar-gambar ini, "Namun dunia melihatnya, sehingga memperkuat anti-Semitisme di tingkat global."

Tentara Israel dari unit infanteri Golani berjalan keluar dari Jalur Gaza Palestina dekat Kibbutz Ein Hashlosha selama badai pasir setelah operasi di dalam Gaza, 17 Oktober 2007.
Tentara Israel dari unit infanteri Golani berjalan keluar dari Jalur Gaza Palestina dekat Kibbutz Ein Hashlosha selama badai pasir setelah operasi di dalam Gaza, 17 Oktober 2007. (MENAHEM KAHANA / AFP)

Brigade Golani Hancur-hancuran

Di sisi lain, media berbicara tentang meningkatnya konfrontasi dengan di Lebanon selatan, di mana koresponden Channel 13 , Roi Yenovsky menggambarkan terbunuhnya 7 tentara sebagai akibat dari bentrokan berkepanjangan dengan orang-orang bersenjata selama operasi pembersihan sebuah gedung.