Satu Lagi Korban Tewas Tanah Longsor Petungkriyono Pekalongan Ditemukan, Total 22 Orang

Di antara korban tewas tanah longsor Petungkriyono Pekalongan adalah bayi berusia lima bulan. Jasadnya diendus Tim K-9.

Satu Lagi Korban Tewas Tanah Longsor Petungkriyono Pekalongan Ditemukan, Total 22 Orang

TEMPO.CO, Semarang - Korban tewas tertimbun di Kecamatan Petungkriyono Kebupaten Pekalongan, Jawa Tengah, kembali ditemukan pada Kamis, 23 Januari 2025. "Korban meninggal yang ditemukan baru saja tambah satu lagi atas nama Giyatno. Total menjadi 22 orang," kata Kepala Kepolisian Resor Pekalongan, Ajun Komisaris Besar Doni Prakoso saat dihubungi, Kamis.

Menurutnya, tim evakuasi gabungan masih terus bekerja mencari orang-orang yang masih hilang sejak tanah longsor terjadi Senin sore, 20 Januari 2025. "Hilang ada empat dan luka-luka 13 orang," kata Doni yang menambahkan, tiga hari setelah tanah longsor, beberapa titik lokasi telah berhasil dibuka kembali aksesnya.

Hujan intensitas tinggi melingkupi wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur beberapa hari terakhir ini. Termasuk yang terjadi sepanjang Minggu malam hingga Senin pagi di Petungkriyono sebelum bencana terjadi. 

Bupati Pekalongan Fadia Arafiq menyebutnya sebagai bencana longsor besar. Material tanah lereng disertai bebatuan besar menimbun bangunan, jalan serta kendaraan, dan lahan pertanian. Selain kendala banyak akses jalan terputus, petugas evakuasi gabungan juga berjibaku di tengah kondisi cuaca yang masih turun hujan setelah kejadian.

Longsor Mengubur Ibu dan Bayi, Ayah Masih Hilang 

Di antara korban tewas adalah bayi berusia lima bulan bernama Abiyan. Jasadnya ditemukan Tim K-9 atau anjing pelacak Polda Jawa Tengah dalam balutan selendang dan berada di bawah kasur yang tersangkut di pohon bambu, dekat aliran air.

Dalam keterangan yang diterima Antara di Jakarta, paman Abiyan yang ikut dalam pencarian tidak kuasa menahan air mata ketika menyaksikan regu penolong mengevakuasi keponakannya itu. "Paman korban menangis histeris saat Abiyan ditemukan. Jenazah langsung dibawa ke posko induk," ucap anggota SAR Bumi Santri Pekalongan Agus Yusuf. 

Jasad ibu-nya Abiyan telah lebih dulu ditemukan, sedangkan ayah Abiyan termasuk yang belum diketahui keberadaannya.