Setelah Gaza, Tepi Barat Kini Jadi Incaran Tentara Penjajah

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT – Para veteran militer Israel memperingatkan bahwa wilayah Jenin di Tepi Barat yang diduduki sedang ‘di-Gazakan’. Pernyataan ini menyusul serangan besar-besaran yang dilakukan pasukan penjajahan Israel (IDF)...

Setelah Gaza, Tepi Barat Kini Jadi Incaran Tentara Penjajah

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT – Para veteran militer Israel memperingatkan bahwa wilayah di yang diduduki sedang ‘di-Gazakan’. Pernyataan ini menyusul serangan besar-besaran yang dilakukan pasukan penjajahan Israel (IDF) ke wilayah itu dua hari belakangan.

Breaking the Silence, sebuah kelompok advokasi veteran Israel, mengatakan bahwa pemukim Israel telah diizinkan, selama “beberapa hari berturut-turut”, untuk “membakar desa-desa di seluruh Tepi Barat” dan militer kini telah melancarkan operasi “habis-habisan” di Jenin.

Kelompok tersebut mengatakan bahwa Jenin kini menghadapi “peng-Gaza-an” oleh militer Israel, “lengkap dengan serangan udara dan penghancuran infrastruktur”.

Dalam serangkaian postingan di media sosial, kelompok tersebut juga membagikan klip video puluhan pemukim Israel bertopeng yang tiba di desa Funduq di Palestina, di mana mereka mulai membakar kendaraan sementara mobil polisi Israel yang “terlihat jelas” berdiri di dekatnya.

Pasukan Israel menyerang wilayah Jenin di Tepi Barat sejak Selasa. Kantor berita Palestina WAFA melaporkan bahwa telah mengirim bala bantuan militer ke kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki dan kamp pengungsinya.

Koresponden WAFA melaporkan bahwa buldoser militer Israel menghancurkan jalan-jalan di dekat Rumah Sakit Khusus Ibnu Sina, pintu masuk Rumah Sakit Pemerintah Jenin, dan sekitar bundaran di pintu masuk kamp pengungsi Jenin.

Pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 10 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya dalam serangan di Jenin yang dimulai pada hari Selasa dan terjadi ketika gencatan senjata antara Israel dan Hamas berlaku di Gaza.

Defense for Children International Palestine juga mengatakan bahwa seorang anak laki-laki berusia 14 tahun bernama Ahmad Rashid Rushdi Jazar termasuk di antara mereka yang dibunuh oleh pasukan Israel dalam penggerebekan di Tepi Barat. Kelompok tersebut mengatakan dia ditembak dari jarak jauh, dan mereka yang mencoba membantunya juga ditembak.

“Pasukan Israel menembak dan membunuh Ahmad Rashid Rushdi Jazar, 14, di dekat taman kanak-kanak Sebastia di wilayah utara Tepi Barat yang diduduki pada hari Ahad,” kata kelompok itu dalam sebuah postingan di media sosial. “Tentara menembak Ahmad dari jarak lebih dari 600 meter, lalu menembak ke arah teman-temannya yang mencoba membantunya.”

Tiga dokter Palestina dan dua perawat juga terluka akibat peluru pasukan penjajah Israel di kota Jenin pada Selasa. Direktur Rumah Sakit Pemerintah Khalil Suleiman, Wissam Bakr, mengatakan tentara Israel menembak dan melukai tiga dokter dan dua perawat yang diidentifikasi sebagai, Dr Nader Irsheid, Dr Khaled Zakarneh, Dr Abdullah al-Zaher, perawat Mohammad Amarneh, dan perawat Ashraf Alawneh.

Sumber-sumber lokal mengkonfirmasi bahwa pasukan pendudukan telah benar-benar mengepung kamp tersebut, dan bahwa penembak jitu mereka menargetkan setiap warga yang mencoba meninggalkan kamp tersebut. Buldoser pasukan pendudukan juga menghancurkan beberapa jalan di kota Jenin dan kampnya.

Sumber lokal melaporkan bahwa buldoser pasukan pendudukan mulai menghancurkan Jalan Nazareth dekat Bundaran Al-Hamamah, selain kedatangan buldoser militer ke Jalan Rumah Sakit.

Sejumlah besar buldoser dan kendaraan militer pendudukan menyerbu kota dari pos pemeriksaan militer Al-Jalameh dan Salem, dengan pesawat tempur yang terbang secara intensif di langit kota.

Surat kabar Israel Haaretz mengutip laporan polisi Israel bahwa pasukan polisi perbatasan yang beroperasi di kamp pengungsi Shu’fat di Yerusalem Timur yang diduduki menembaki tiga warga Palestina yang melemparkan batu. Surat kabar itu mengatakan salah satu korban adalah seorang anak laki-laki berusia 12 tahun yang ditembak di dada dan dibawa ke rumah sakit dalam keadaan sadar penuh.

Kamp pengungsi Shu’fat dibangun oleh UNRWA pada tahun 1965 untuk menyediakan perumahan bagi pengungsi Palestina yang diusir dari rumah mereka di daerah-daerah termasuk Lydd, Ramla dan Gaza selama berdirinya Israel pada tahun 1948, yang dikenal oleh orang Palestina sebagai Nakba, atau bencana alam.

Bagian timur Yerusalem, termasuk kamp tersebut, diduduki secara militer oleh Israel pada tahun 1967 dan dianeksasi secara ilegal dalam sebuah tindakan yang tidak diakui oleh hukum internasional. Sekitar 86 persen wilayah Yerusalem Timur yang diduduki berada di bawah kendali langsung pemerintah dan pemukim Israel.