Setelah Rapat Panjang, Kabinet Israel Sepakati Gencatan Senjata, 1.700 Warga Palestina Akan Bebas
Kabinet Israel menyepakati gencatan senjata dengan Hamas, 1.700 warga Palestina akan dibebaskan.
TRIBUNNEWS.COM - Setelah rapat yang berlangsung lebih dari tujuh jam, kabinet akhirnya menyetujui gencatan senjata dengan .
Rapat yang dimulai pada Jumat malam, 17 November 2025, tersebut menghasilkan kesepakatan untuk pembebasan sandera yang akan dimulai pada hari Minggu, 19 Januari 2025.
Menurut pernyataan dari Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, rancangan pengembalian sandera akan melibatkan pembebasan 1.700 warga yang ditahan.
Pembebasan ini akan dilakukan sebagai imbalan atas 33 warga yang nantinya akan dibebaskan .
Dari 33 sandera yang dilaporkan, tiga orang di antaranya akan dibebaskan pada hari pertama gencatan senjata.
Saat ini terdapat 89 sandera yang diyakini masih hidup di Gaza, terdiri dari warga dan non-Israel.
Kabinet yang terdiri dari 33 menteri ini menyetujui gencatan senjata. Sebanyak 24 menteri mendukung, sedangkan 8 menolak.
Di antara yang menolak adalah David Amsalem dan Amichai Chikli dari Partai Likud, serta beberapa menteri dari Partai Otzma Yehudit dan Partai Zionisme Religius.
Pihak yang menolak masih memiliki opsi untuk mengajukan petisi kepada Mahkamah Agung.
Sebagian besar warga dukung gencatan senjata
Lembaga penyiaran , Kan, melaporkan bahwa mayoritas warga mendukung gencatan senjata, dengan 55 persen ingin kesepakatan berlanjut meskipun itu berarti mengakhiri perang.
Sebaliknya, 27 persen berpendapat bahwa perang harus dilanjutkan setelah tahap pertama gencatan senjata.
Netanyahu sebelumnya menyatakan bahwa perang di Gaza akan berlanjut hingga dihancurkan.
Partai Likud yang menaungi Netanyahu mengklaim bahwa presiden terpilih AS Donald Trump memberikan jaminan bahwa dapat melanjutkan perang setelah gencatan senjata tahap pertama.
Meskipun gencatan senjata diumumkan, serangan ke Gaza masih berlanjut.
Menurut Mahmoud Basal, juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, sebanyak 117 orang telah tewas dan 266 lainnya terluka sejak pengumuman gencatan senjata. Di antara korban tewas itu ada 30 anak-anak.
Hingga saat ini, serangan di Gaza telah mengakibatkan hampir 47.000 warga tewas.
Namun, kajian terbaru menunjukkan bahwa jumlah kematian tersebut mungkin jauh lebih tinggi.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).