Soal Danantara, Ekonom: Konsep Penting, tapi Tata Laksana di Lapangan Lebih Penting 

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) telah resmi dibentuk, seiring dengan disahkannya RUU atas UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik...

Soal Danantara, Ekonom: Konsep Penting, tapi Tata Laksana di Lapangan Lebih Penting 

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) telah resmi dibentuk, seiring dengan disahkannya RUU atas UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi UU pada Selasa (4/2/2025). Dengan hadirnya Danantara, ekonom menekankan pentingnya tata laksana dari ambisi ingin menciptakan investasi yang lebih besar. 

“Terkait Danantara, kalau kita lihat inisiatif awal, source of financing kan kita butuh besar sekali untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 8 persen, pertumbuhan investasi misalkan tujuh persen, bagaimana kita bisa merealisasikan itu berarti kan kita harus bisa mendorong investasi yang cukup tinggi,” kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede dalam acara Pelatihan Wartawan BI di Banda Aceh, Jumat (7/2/2025). 

Ia mengatakan, modal awal berupa pengonsolidasian aset-aset BUMN menjadi semacam Sovereign Wealth Fund (SWF) merupakan ide awal yang mesti dioptimalkan pengelolaannya. Sehingga bisa menjadi sumber finansial dalam mendorong perekonomian nasional.

Namun, Josua menuturkan, ia belum bisa yakin secara pasti akan seperti apa model bisnis nantinya, semacam Temasek di Singapura atau lainnya. Namun, ia menilai ide itu cukup positif. 

“Inisiatifnya adalah aset-aset BUMN dikonsolidasikan sebagai upaya menarik investasi, ini langkah positif, salah satu terobosan. Yang terpenting bagaimana pemerintah bisa dari sisi enforcement, orang-orangnya di dalamnya harus lebih kredibel untuk mengelola SWF ini benar-benar bisa memiliki tempat bagi para investor global,” ujar dia. 

Sebab, menurutnya, investor global pasti akan melakukan perbandingan antara SWF Indonesia dengan SWF di negara-negara lain. Sehingga, kredibilitas menjadi poin terpenting agar investor mau menempatkan investasinya. “Konsep itu penting, tetapi tata laksana di lapangan lebih penting lagi,” tegasnya. 

Diketahui, Danantara Indonesia Sovereign Fund disebut-sebut bakal jadi Sovereign Wealth Fund (SWF) keempat terbesar di dunia. Visi utamanya adalah mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif, dan berkualitas dalam lima tahun kedepan. 

Danantara akan mengonsolidasikan Indonesia Investment Authoriy (INA) dan tujuh BUMN raksasa Indonesia. Perusahaan negara lain akan bertahap masuk kelolaan Danantara. Menurut informasi yang diperoleh Republika, dana kelolaannya diproyeksi capai 982 miliar dolar AS atau sekitar Rp 15.512,15 triliun.