TNI AD ubah 200 hektare kebun karet menjadi lahan ketahanan pangan
TNI AD melalui jajaran Koramil 1903 Darangdan, Kodim Purwakarta mengubah 200 hektare lahan bekas kebuk karet menjadi ...
"Kemudian setelah pohon karet tersebut tebang dan lahan ini menjadi semak-semak,"
Purwakarta (ANTARA) - TNI AD melalui jajaran Koramil 1903 Darangdan, Kodim Purwakarta mengubah 200 hektare lahan bekas kebuk karet menjadi lahan pertanian dan kehutanan (Argo Forestry) untuk program ketahanan pangan.
Lahan yang mayoritas masih berbentuk tanah merah tersebut terletak di atas bukit di kawasan desa Gunung Hejo, Purwakarta, Jawa Barat.
Danramil 1903 Darangdan Letu Kapten Unang Sunaria di Purwakarta, Kamis, mengatakan lahan tersebut merupakan hasil pengolahan TNI AD yang dibantu dengan masyarakat.
Dia menjelaskan, lahan tersebut semula dikelola oleh PTPN pada 2017. Setelah PTPN tidak memperpanjang kontraknya, lahan tersebut kemudian diserahkan kepada warga.
"Kemudian setelah pohon karet tersebut tebang dan lahan ini menjadi semak-semak," kata Unang.
Lahan pun, lanjut Unang, sempat ditanami warga beberapa kebutuhan pangan namun hasilnya tidak begitu maksimal.
Setelah beberapa tahun tidak dimanfaatkan dengan maksimal, Kepala Staf TNI Jenderal TNI Maruli Simanjuntak pun langsung datang memanfaatkan lahan tersebut untuk kebutuhan program ketahanan pangan.
Tidak lupa mantan Pangkostrad itu turut menggandeng petani setempat untuk terlibat dalam kegiatan pengolahan lahan.
Dalam kurun waktu dua bulan sejak Desember 2024 hingga Februari 2025, lahan tersebut disulap menjadi perkebunan sayur dan buah buahan.
"Kebun ini memiliki delapan embung. Kalau buah buahan ada alpukat, klengkeng, mangga, durian, manggis, pete, dan buah sawo. Kalau sayuran itu cabe, tomat, ceri, bawang merah," kata Unang.
Unang melanjutkan untuk sayuran diperkirakan akan panen satu tahun sekali sedangkan buah-buahan akan panen dua tiga tahun sekali.
Unang memastikan, pihaknya akan melibatkan masyarakat sebanyak-banyaknya sehingga hasil tani dari lahan tersebut juga akan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
Pewarta: Walda Marison
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025