Wamen PU Diana: Restrukturisasi BUMN Karya Tak akan Ganggu Pekerjaan dan Penugasan
Wijaya Karya dan PT PP akan fokus pada proyek pelabuhan, bandara, hunian atau perumahan, serta Engineering Procurement Construction (EPC).
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) mengungkap proses restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya tidak akan mengganggu pekerjaan dan penugasan yang tengah dilakukan para perusahaan plat merah tersebut.
Diketahui, tujuh Karya akan direstrukturisasi, di mana nantinya akan dipayungi oleh tiga induk perusahaan.
"Kami mengikuti kebijakan restrukturisasi Kementerian karena sudah dipikirkan dan dikaji secara matang," kata Diana dikutip dari keterangan tertulis pada Minggu (17/11/2024).
Saat ini, jumlah paket pekerjaan di Kementerian PU yang sedang dilaksanakan oleh BUMN Karya ada sebanyak 177 paket dengan nilai total hampir Rp 178 triliun, termasuk yang MYC.
Baca juga:
"Kami berharap tetap bisa berjalan baik tanpa gangguan," ujar Diana.
Menteri Erick Thohir juga telah menyatakan restrukturisasi ini tidak akan mengganggu penugasan dan percepatan pelaksanaan misi Asta Cita.
Kementerian PU kini tengah mendorong agar infrastruktur menjadi kunci kesuksesan dari progran Asta Cita, terutama swasembada energi, air, dan pangan, serta hilirisasi komoditas.
Sebagaimana diketahui, tujuh Karya yang dimaksud di sini adalah PT Hutama Karya (Persero), PT (Persero), PT PP (Persero), PT Wijaya Karya (Persero), PT Brantas Abipraya (Persero), PT Adhi Karya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero).
Kementerian sedang melakukan klasifikasi menjadi 3 klaster terhadap karya tersebut, agar dapat fokus pada tugas masing-masing.
Brantas Abipraya, Adhi Karya, dan Nindya Karya akan digabung menjadi satu perusahaan yang akan fokus pada proyek pembangunan infrastruktur air, rel, dan konteks lainnya.
Hutama Karya dan Waskita akan mengerjakan proyek jalan tol, non tol, bangunan institusional, dan komersial perumahan.
Wijaya Karya dan PT PP akan fokus pada proyek pelabuhan, bandara, hunian atau perumahan, serta Engineering Procurement Construction (EPC).
Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja pernah mengatakan bahwa aksi korporasi Karya yang menjadi 3 klaster terdapat kelebihan dan kekurangan.