Amerika Serikat Setujui Penjualan Senjata Senilai Rp120.553 Triliun ke Israel
Deplu Amerika Serikat menyetujui penjualan senilai US$7,41 miliar atau Rp120.553 triliun ke Israel, meski harus menunggu persetujuan Kongres AS
![Amerika Serikat Setujui Penjualan Senjata Senilai Rp120.553 Triliun ke Israel](https://statik.tempo.co/data/2023/11/14/id_1254446/1254446_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Luar Negeri menyetujui potensi militer senilai US$7,41 miliar atau Rp120.553 triliun ke , Pentagon mengumumkan pada Jumat seperti dilansir .
Pentagon mengumumkan paket amunisi, perangkat pemandu, sekering, dan dukungan amunisi senilai us$6,75 miliar serta peralatan terkait yang melibatkan kontraktor utama Boeing dan lain-lain. Pengiriman tersebut akan dimulai tahun ini.
Secara terpisah, Pentagon mengumumkan kesepakatan senilai us$660 juta untuk menjual Rudal Hellfire dan peralatannya, di mana Lockheed Martin akan menjadi kontraktor utama. Pengiriman rudal tersebut diharapkan akan dimulai pada 2028.
Badan tersebut menyampaikan sertifikasi yang diperlukan untuk memberi tahu Kongres AS tentang kemungkinan penjualan ini pada Jumat.
"Amerika Serikat berkomitmen terhadap keamanan Israel, dan sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Israel mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang kuat dan siap.”
Pengumuman tersebut muncul di tengah kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke ibu kota AS, Washington DC, tempat ia bertemu dengan Presiden Donald Trump untuk membahas hubungan bilateral dan genosida yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Penjualan senjata besar-besaran ini terjadi saat perjanjian gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Hamas bertahan, bahkan saat Trump terus menggembar-gemborkan usulannya yang dikritik secara luas untuk melakukan pembersihan etnis warga Palestina dari Gaza dan membangunnya kembali sebagai tujuan wisata internasional.
Bulan lalu, Trump mengumumkan bahwa ia mencabut penangguhan yang diberlakukan oleh pemerintahan Biden sebelumnya atas pasokan bom ke Israel.
Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ia melepaskan bom itu ke Israel, “Karena mereka membelinya.”
Mei lalu, Presiden Joe Biden saat itu menghentikan pengiriman senjata yang mencakup bom seberat 2.000 pon atau hampir 1 ton yang digunakan Israel untuk menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza.
Biden membuat keputusan tersebut karena kekhawatiran atas kemungkinan penggunaan bom di wilayah yang padat penduduk.
AS telah lama dikritik karena memberikan dukungan kepada Israel dalam genosida di Gaza, tempat lebih dari 47.500 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas sejak 7 Oktober 2023.
Beberapa anggota parlemen Amerika, termasuk Senator Bernie Sanders, sering menyerukan agar pemerintah AS berhenti memasok senjata ke Israel dan terlibat dalam perang Israel di Gaza.
Penjualan senjata memerlukan persetujuan dari komite DPR AS dan Senat.