Anggota DPR dorong pembangunan infrastruktur serap kelebihan semen

Anggota Komisi VII DPR Novita Hardini mengusulkan peningkatan investasi yang mampu mendorong pembangunan infrastruktur ...

Anggota DPR dorong pembangunan infrastruktur serap kelebihan semen

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VII DPR Novita Hardini mengusulkan peningkatan investasi yang mampu mendorong pembangunan infrastruktur agar mampu menyerap kapasitas produksi domestik semen sekaligus membuka peluang lapangan kerja baru.

Dia mengungkapkan sektor semen hingga kini belum sepenuhnya terintegrasi ke dalam sistem hilirisasi, sehingga ekspor produk semen masih berupa bahan mentah. Terobosan-terobosan strategis di sektor tersebut menjadi sangat penting guna mendorong tercapainya Astacita dengan pertumbuhan ekonomi 8 persen.

“Saat ini, over kapasitas produksi semen sehingga menyebabkan penjualan semen dengan harga murah menjadi tantangan besar bagi industri ini. Tanpa hilirisasi yang jelas, kontribusi sektor semen terhadap pertumbuhan ekonomi menjadi tidak mampu berkembang, lantas bagaimana industri ini dapat berkontribusi dalam peningkatan PDB,” kata Novita di Jakarta, Jumat

Menurut dia, tantangan menuju tercapainya Astacita dengan pertumbuhan ekonomi 8 persen perlu komitmen dan terobosan oleh pemerintah guna menumbuhkan sektor manufaktur yang berkelanjutan dan tidak prematur.

Dengan anggaran yang terbatas, ia menekankan perlunya alternatif pendanaan lain untuk mendukung program pengembangan industri, pendidikan vokasi, dan pemberdayaan Industri Kecil Menengah (IKM), sehingga mampu mendorong kualitas pertumbuhan manufaktur-manufaktur di daerah.

Dia tak menampik bahwa anggaran yang berkurang memang menjadi tantangan tersendiri, tetapi solusi seperti kolaborasi lintas sektor atau pendanaan alternatif perlu dicari untuk memastikan hilirisasi tetap berjalan dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

Untuk itu, dia berharap agar pemerintah dapat memberikan perhatian lebih pada penguatan hilirisasi dan pengembangan industri yang berkelanjutan, sehingga pertumbuhan ekonomi yang inklusif dapat terwujud.

Pasalnya, sambung dia, penguatan hilirisasi industri dan pemberdayaan sektor manufaktur masih menjadi tantangan besar untuk mencapai target potensi pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen.

Selain itu, dia menyebutkan terdapat penurunan kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB dari 22 persen menjadi 21 persen sejak 2022.

"Hal ini mengindikasikan perlunya langkah konkret untuk mendorong utilitas sektor manufaktur agar dapat kembali menjadi motor penggerak ekonomi," katanya.

Baca juga:

Baca juga:

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025