Balas Dendam, Trump Cabut Akses Informasi Rahasia untuk Biden

Trump akan mencabut otorisasi keamanan mantan presiden Joe Biden dan menghentikan arahan intelijen yang dikirim setiap hari kepadanya.

Balas Dendam, Trump Cabut Akses Informasi Rahasia untuk Biden

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald akan mencabut otorisasi keamanan mantan presiden Joe dan menghentikan arahan intelijen yang dikirim setiap hari kepadanya.

"Joe Biden tidak perlu terus menerima akses ke informasi rahasia. Oleh karena itu, kami segera mencabut Izin Keamanan Joe Biden, dan menghentikan Arahan Intelijen hariannya," kata Trump di platform media sosial miliknya, Truth Social seeprti dilansir pada Sabtu 8 Februari 2025.

Trump mengatakan Biden melakukan hal yang sama pada 2021.

"Dia membuat preseden ini pada 2021, ketika dia memerintahkan Komunitas Intelijen (IC) untuk menghentikan akses informasi Keamanan Nasional bagi Presiden ke-45 Amerika Serikat (SAYA!), sebuah kebiasaan yang diberikan kepada mantan-mantan Presiden," kata Trump.

"Laporan Hur mengungkapkan bahwa Biden menderita "ingatan buruk" dan, bahkan di "masa kejayaannya," dia tak bisa dipercaya untuk mengetahui informasi sensitif."

Laporan Hur yang disebut Trump adalah dokumen yang disusun Robert Hur, seorang jaksa khusus yang ditunjuk untuk menyelidiki penanganan dokumen rahasia oleh Biden saat menjadi presiden.

Langkah tersebut merupakan yang terbaru dalam rangkaian balas dendam yang dijanjikan Trump selama kampanyenya.

Sebelumnya, ia telah mencabut izin keamanan dari lebih dari empat lusin mantan pejabat intelijen yang menandatangani surat pada 2020 yang menyatakan bahwa kasus laptop Hunter Biden memiliki ciri-ciri "operasi informasi Rusia."

Ia juga mencabut rincian keamanan yang ditugaskan untuk melindungi mantan pejabat pemerintah yang mengkritiknya, termasuk mantan menteri luar negerinya sendiri, Mike Pompeo, yang menghadapi ancaman dari Iran, dan mantan pakar penyakit menular Dr. Anthony Fauci. Biden tidak segera mengomentari langkah tersebut.

Biden mengakhiri pengarahan intelijen Trump setelah Trump membantu memacu upaya untuk membatalkan pemilihan presiden 2020 dan memicu serangan 6 Januari 2021 di Capitol. Saat itu, Biden mengatakan perilaku "tidak menentu" Trump seharusnya mencegahnya mendapatkan pengarahan intelijen.

Saat ditanya dalam wawancara dengan CBS News tentang apa yang ditakutkannya jika Trump terus menerima pengarahan, Biden mengatakan dia tidak ingin "berspekulasi" tetapi menjelaskan bahwa dia tidak ingin Trump terus memiliki akses ke informasi tersebut.

"Saya hanya berpikir bahwa dia tidak perlu mendapatkan pengarahan intelijen," kata Biden. "Apa gunanya memberinya pengarahan intelijen? Apa dampaknya, selain fakta bahwa dia mungkin terpeleset dan mengatakan sesuatu?"

Pada 2022, agen federal AS menggeledah rumah Trump di Florida dan menyita kotak-kotak berisi catatan rahasia.

Dia didakwa atas puluhan tuduhan kejahatan dengan menuduhnya menimbun catatan rahasia secara ilegal dan menghalangi upaya FBI untuk mendapatkannya kembali.

Ia mengaku tidak bersalah dan membantah melakukan kesalahan. Seorang hakim menolak dakwaan tersebut, memutuskan penasihat khusus yang mengajukan dakwaan tersebut ditunjuk secara ilegal, dan Departemen Kehakiman AS menghentikan banding setelah Trump terpilih pada November.