BBM Hijau Jadi Fokus Utama IMO

Ilustrasi pelabuhan. Kapal yang ada di pelabuhan butuh perbaikan emisi. Sumber: Republika/ Putra M. AkbarShippingCargo.co.id, Jakarta—Organisasi Maritim Internasional (IMO) tengah mengambil langkah besar dalam upaya mengurangi emisi black carbon...

BBM Hijau Jadi Fokus Utama IMO
Ilustrasi pelabuhan. Kapal yang ada di pelabuhan butuh perbaikan emisi. Sumber: Republika/ Putra M. Akbar
Ilustrasi pelabuhan. Kapal yang ada di pelabuhan butuh perbaikan emisi. Sumber: Republika/ Putra M. Akbar

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Organisasi Maritim Internasional (IMO) tengah mengambil langkah besar dalam upaya mengurangi emisi black carbon di kawasan kutub. Dalam pertemuan baru-baru ini, organisasi ini mendorong komitmen penggunaan bahan bakar ramah lingkungan di wilayah Arktik dan Antarktika. Black carbon, partikel halus yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, memiliki dampak besar pada pemanasan global, terutama di daerah kutub yang sensitif terhadap perubahan iklim.

Komitmen ini juga bertujuan untuk memperkuat peraturan yang sudah ada terkait pembatasan penggunaan bahan bakar berat di wilayah Arktik. Sejak 2024, IMO telah menetapkan pembatasan baru untuk kapal-kapal yang beroperasi di wilayah tersebut. Namun, masih ada tantangan besar dalam implementasi kebijakan ini, termasuk ketersediaan bahan bakar alternatif dan biaya operasional yang lebih tinggi, per Maritime .

Para ahli menilai langkah ini sebagai langkah positif, namun membutuhkan dukungan lebih lanjut dari negara-negara anggota IMO. Investasi dalam teknologi bahan bakar bersih, seperti LNG atau bahan bakar berbasis hidrogen, dinilai penting untuk mempercepat transisi ini. Selain itu, pelatihan bagi awak kapal dan operator tentang penggunaan bahan bakar baru juga menjadi elemen kunci untuk kesuksesan implementasi.

Dengan komitmen ini, IMO menunjukkan keseriusannya dalam melindungi lingkungan laut, khususnya di kawasan kutub. Langkah ini tidak hanya akan membantu mengurangi dampak perubahan iklim, tetapi juga melindungi keanekaragaman hayati yang menjadi kekayaan bumi.

Wilayah kutub, dengan ekosistem uniknya, sangat rentan terhadap dampak black carbon. Ketika partikel ini mendarat di es dan salju, mereka menyerap lebih banyak panas matahari, mempercepat pencairan es. Hal ini tidak hanya mengancam habitat spesies kutub, tetapi juga mempercepat kenaikan permukaan air laut. Dengan mengalihkan penggunaan bahan bakar berat (heavy fuel oil) ke bahan bakar yang lebih bersih, IMO berharap dapat mengurangi dampak ini secara signifikan.