BNPB pastikan stok makanan bagi pengungsi Gunung Ibu aman
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan stok makanan untuk kebutuhan warga enam desa di Kabupaten ...
Ternate (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan stok makanan untuk kebutuhan warga enam desa di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, yang tinggal di lokasi pengungsi akibat erupsi Gunung Ibu aman.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati saat dikonfirmasi dari Ternate, Selasa, mengatakan untuk stok makanan bagi warga di lokasi pengungsian masih aman hingga satu pekan depan.
Baca juga:
Dia menjelaskan untuk stok makanan akan terus diupdate, jika mengalami kekurangan, stok makanan tersebut akan ditambah ke lokasi dapur umum.
"Untuk kebutuhan makanan yang akan dibagikan bentuk nasi bungkus itu setiap hari dimasak sebanyak 1.500 bungkus dan dibagikan tiga kali sehari bagi warga yang berada di lokasi pengungsian," ujar Raditya.
Dia berharap asupan makanan yang disajikan kepada pengungsi benar-benar berkualitas, sehingga para korban terdampak erupsi Gunung Ibu makanannya terjamin aman dan sehat.
"Kita sudah sampaikan ke petugas dapur yang ditangani personel TNI dan Kementerian Sosial melalui Tagana jika memasak harus disertai dengan bahan makanan lokal agar warga terdampak di lokasi pengungsian tidak mengeluh, karena sesuai dengan harapan mereka," kata Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB ini.
Berdasarkan data Posko Tanggap Darurat Erupsi Gunung Ibu pada Senin (20/1) sekitar pukul 18 : 00 WIT jumlah pengungsi yang dievakuasi dari enam desa di Kecamatan Tabaru berjumlah 1.067 jiwa.
Baca juga:
Baca juga:
Jumlah tambahan itu setelah petugas gabungan melakukan evakuasi sebanyak 403 orang pada Senin (20/1) yang sebelumnya berjumlah 664 jiwa.
Pemkab Halmahera Barat menetapkan Status Tanggap Darurat Penanganan Erupsi Gunung Ibu selama 14 hari terhitung sejak 15 Januari lalu.
Penetapan Status Tanggap Darurat ini menyusul naiknya status
Gunung Ibu dari Level III Siaga menjadi Level IV atau Awas.
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025