BPBD Malang petakan wilayah rawan terdampak bencana hidrometeorologi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Jawa Timur telah melakukan pemetaan pada wilayah yang rawan terdampak bencana hidrometeorologi pada musim hujan, seperti saat ini.Kepala Bidang Kedaruratan dan ...
Malang Raya (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Jawa Timur telah melakukan pemetaan pada wilayah yang rawan terdampak bencana hidrometeorologi pada musim hujan, seperti saat ini.Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan di Malang, Selasa, menyatakan kerawanan bencana hidrometeorologi dikelompokkan menjadi tiga jenis, yakni banjir bandang, angin kencang atau puting beliung, dan gerakan tanah atau longsor."Untuk pemetaan sudah kami lakukan per kecamatan di wilayah Kabupaten Malang, mulai banjir bandang, angin kencang atau puting beliung, dan longsor," kata Sadono.Berdasarkan data dari hasil pemetaan BPBD Kabupaten Malang, kecamatan yang masuk kategori rawan banjir atau banjir bandang, meliputi Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, Karangploso, Dau, Singosari, Lawang, Pakis, Poncokusumo, Ampelgading, Tirtoyudo, Dampit, Sumbermanjing Wetan, Gedangan, Kalipare, dan Wagir.Kemudian, wilayah kecamatan rawan terdampak tanah longsor, meliputi Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, Karangploso, Dau, Singosari, Lawang, Poncokusumo, Tumpang, Ampelgading, Tirtoyudo, Dampit, Sumbermanjing Wetan, Wagir, Kromengan, Ngajum, dan Wonosari.Sedangkan daerah rawan angin puting beliung, mencakup Kecamatan Karangploso, Dau, Singosari, Lawang, Pakis, Jabung, Tajinan, Poncokusumo, Bululawang, Gondanglegi, Sumberpucung, dan Kepanjen.Pemetaan tersebut, kemudian ditindaklanjuti dengan menerapkan peningkatan kesiapsiagaan terhadap potensi ancaman bencana hidrometeorologi. Langkah itu telah dikoordinasikan bersama jajaran camat se-Kabupaten Malang.Selanjutnya, BPBD Kabupaten Malang memaksimalkan keberadaan relawan yang tersebar di seluruh daerah setempat untuk mempercepat penyaluran informasi kejadian gawat darurat yang bisa muncul kapan saja."Petugas dari kami pastinya selalu bersiaga 24 jam penuh. Untuk perkiraan puncak musim hujan Desember 2024 sampai Januari 2025, tetapi kami juga melihat pada rilis terbaru Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)," ujarnya.Mengenai persiapan logistik, Sadono memastikan seluruh kebutuhan dalam kondisi mencukupi dan akan didistribusikan secara langsung ke setiap titik daerah yang terdampak bencana alam."Logistik sudah masuk dari BPBD Provinsi Jawa Timur untuk buffer stock, posisinya aman," ucap Sadono.