SCG Genjot Inovasi Produk Hijau untuk Dukung Ekonomi Berkelanjutan

Siam Cement Group (SCG) berupaya inovasi produk hijau untuk mendukung ekonomi keberlanjutan Indonesia.

SCG Genjot Inovasi Produk Hijau untuk Dukung Ekonomi Berkelanjutan

Siam Cement Group (SCG) berupaya inovasi produk hijau untuk mendukung ekonomi keberlanjutan Indonesia.  President & CEO , Thammasak Sethaudom, mengatakan ketahanan dan stabilitas lingkungan adalah salah satu kunci ketahanan bangsa dalam menghadapi krisis di masa depan.

Menurut dia, keberlanjutan bukanlah tujuan akhir, melainkan esensi dari bisnis perusahaan.Untuk itu, perusahaan akan terus melakukan inisiatif dalam menerapkan kegiatan operasional dan bisnis yang berkelanjutan. 

 "Salah satunya dengan menciptakan inovasi produk hijau dan membangun infrastruktur hijau di Indonesia," ujar Thammasak dalam ESG Symposium 2024 Indonesia, di Jakarta, Selasa (19/11).

 Thammasak mengatakan, perusahaan mendukung Indonesia Emas 2045 sebagai rencana strategis pembangunan nasional yang meliputi transformasi di seluruh bidang, termasuk lingkungan. Guna mewujudkan cita-cita tersebut, perusahaan akan melakukan kolaborasi yang terstruktur baik dengan pihak swasta maupun pemerintah Indonesia.

 "Kami siap menjadi mitra utama Indonesia,” ujarnya.

 Selain mendukung pemerintah, SCG juga mengenalkan salah satu inovasi produk semen rendah karbon "Bezt Friendly Cement”. Pembuatan semen ini menggunakan energi terbarukan dan bahan baku daur ulang seperti semen slag, abu terbang, dan limbah industri. 

Sedangkan dalam formulasinya, semen rendah karbon menggunakan CACO3 Calcium Carbonate yang meningkatkan kekuatan beton dan gypsum untuk memperlambat pengerasan semen.  Proses produksi dan formulasi produk tersebut berhasil mengurangi emisi CO2 hingga 50kg per ton.

"Produk ini berhasil mendapatkan skor 95% pada sertifikasi Green Label dan skor SNI 127% untuk tingkat ketahanan, 7% lebih tinggi dari produk-produk dengan harga serupa," ucapnya.

 Sementara itu, Country Director SCG di Indonesia, Warit Jintanawan, mengatakan transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan juga menjadi strategi penerapan ESG dengan porsi yang signifikan dalam bisnis SCG di Indonesia. 

 "Dengan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, kita turut mengurangi risiko perubahan iklim dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ujar Warit.

 Warit mengatakan manfaat ini akan terasa secara jangka panjang, ketika ketersediaan sumberdaya alam mencukupi untuk generasi berikutnya. Mencegah perubahan iklim juga menciptakan kondusivitas lingkungan yang mampu menciptakan peluang ekonomi, seperti menarik investasi asing dan menciptakan lapangan kerja baru. 

 "Inilah indikator-indikator pertumbuhan ekonomi hijau yang perlu kita sasar,” ujarnya.