Bareskrim Berhasil Gerebek Clandestine Lab Narkoba di Bali: Baru Beroperasi 2 Bulan, Untung Rp1,5 T
Polisi berhasil menggerebek clandestine laboratorium narkoba di Bali. Adapun mereka baru beroperasi dua bulan dan ditaksir untung Rp1,5 triliun.
TRIBUNNEWS.COM - Kabareskrim Polri, , mengungkap kasus clandestine laboratorium yang beroperasi di .
Wahyu mengatakan terungkapnya kasus ini berawal dari penemuan 25 kilogram di Yogyakarta yang rencananya akan dikirim ke Belanda.
Ternyata, tersebut merupakan produksi dari clandestine laboratorium di .
Setelah itu, Wahyu mengatakan pihaknya bekerjasama dengan Direktorat Jenderal (Dirjen) Bea Cukai melakukan profiling terkait keluar masuknya barang.
"Setelah kita melakukan penyelidikan, ternyata barang-barangnya berasal dari . Oleh karena itu, kita bekerja sama dengan teman-teman Polda dan Dirjen Bea Cukai untuk terus mem-profiling barang-barang yang masuk yang diperkirakan menjadi sarana atau alat untuk membuat ," katanya dalam konferensi pers di Polda , Selasa (19/11/2024), dikutip dari YouTube Kompas TV.
Wahyu mengungkapkan saat akan digerebek, lokasi laboratorium tersebut sempat dipindah dari Jalan Gatot Subroto, Denpasar, ke kawasan Padang Sambian, Kecamatan Denpasar Barat.
Tak cuma sekali, lokasi pembuatan barang haram itu kembali berpindah ketika polisi terus melakukan pendalaman.
Akhirnya, kini laboratorium narkoba itu berhasil digerebek oleh polisi.
Baca juga:
Wahyu mengatakan pengungkapan laboratorium ini juga karena adanya bantuan dari Bea Cukai yang terus memantau keluar masuknya barang untuk produksi .
Hasilnya, kata Wahyu, polisi berhasil mengamankan beberapa alat untuk pembuatan tersebut.
"Dari data pendukung, pengiriman mesin cetak happy vibe, evapub hasis dan pod system serta beberapa perkusor dan beberapa bahan kimia yang dikirim dari luar menuju Indonesia yang dilakukan melalui cargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta," jelasnya.
Wahyu mengungkapkan pihaknya berhasil menggerebek clandestine laboratorium tersebut pada Senin (18/11/2024), dan mengamankan empat orang.
Ketika digerebek, dia menuturkan para pelaku tersebut tengah melakukan produksi pembuatan .
Adapun empat orang yang diamankan merupakan warga negara Indonesia (WNI) berinisial MR, RR, N, dan DA.