Tcah Angon, Aplikasi Jual-Beli Ternak Berbasis IoT Ciptaan Mahasiswa UMM
Tcah Angon, Aplikasi Jual-Beli Ternak Berbasis IoT Ciptaan Mahasiswa UMM. ????Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Afta Gita Muhammad, dari jurusan Manajemen berhasil mengembangkan Tcah Angon, aplikasi berbasis Internet -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Malang (beritajatim.com) – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Afta Gita Muhammad, dari jurusan Manajemen berhasil mengembangkan Tcah Angon, aplikasi berbasis Internet of Things (IoT) yang dirancang untuk mempermudah transaksi jual beli ternak bagi peternak lokal. Bersama tim lintas universitas, Afta membawa inovasi ini meraih penghargaan di ajang International Science and Invention Fair pada November 2024.
Afta menjelaskan bahwa ide awal pengembangan Tcah Angon muncul dari diskusi panjang bersama tim. “Kami sempat kesulitan menentukan subtema. Akhirnya kami sepakat memilih subtema teknologi yang sesuai dengan latar belakang prodi masing-masing,” ujarnya, Selasa (19/11/2024).
Anggota timnya berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti Manajemen, Informatika, dan Peternakan. Nama Tcah Angon sendiri diambil dari bahasa Jawa yang berarti anak-anak penggembala, menggambarkan kearifan lokal yang menjadi inspirasi aplikasi ini. “Kami ingin aplikasi ini terasa akrab bagi para peternak dan mudah diingat,” ujar Afta.
Aplikasi Tcah Angon memungkinkan para peternak untuk melakukan transaksi digital dengan mudah. Fitur-fitur yang dirancang meliputi penawaran harga ternak, deskripsi spesifikasi ternak, hingga pemesanan secara daring.
Meskipun saat ini aplikasi masih dalam tahap desain UI/UX, namun konsepnya sudah matang dan dirancang agar ramah pengguna. “Lewat aplikasi ini, peternak bisa dengan mudah mendapatkan informasi ternak tanpa harus datang langsung ke pasar,” kata Alfa.
Menurutnya aplikasi ini sangat membantu, terutama bagi peternak di wilayah pedesaan seperti Dampit, Malang, yang menjadi lokasi uji coba. Selain itu, tim juga melakukan survei lapangan untuk memahami kebutuhan peternak.
Salah satu tantangan terbesar adalah rendahnya literasi teknologi di kalangan peternak. “Kami berusaha menciptakan desain yang sederhana dan mudah diakses, sehingga para peternak bisa beradaptasi dengan teknologi ini,” jelasnya.
Kompetisi internasional ini bukan pengalaman pertama bagi Afta. Namun, proyek bertema IoT ini memberikan tantangan sekaligus pengalaman baru baginya. Ia mengaku keberhasilan ini tak lepas dari kerja keras tim, pembagian peran yang jelas, serta dukungan penuh dari Universitas Muhammadiyah Malang.
“Di UMM, semua mahasiswa didorong untuk mengembangkan potensi mereka. Kami mendapat banyak dukungan, baik dari prodi maupun fasilitas kampus,” kata Afta.
Afta berharap prestasi ini bisa menginspirasi mahasiswa UMM lainnya untuk terus berinovasi di tingkat internasional. Ia juga berharap aplikasi Tcah Angon bisa segera terealisasi dan memberikan dampak nyata bagi para peternak di Indonesia.