BPBD Trenggalek imbau warga waspadai potensi longsor jalur lintas tepi tebing
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek Triadi Atmono mengimbau warga khususnya pengendara atau pengguna jalan untuk mewaspadai potensi longsor di jalur-jalur lintas antarkecamatan maupun antarkabupaten yang ...
Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek Triadi Atmono mengimbau warga khususnya pengendara atau pengguna jalan untuk mewaspadai potensi longsor di jalur-jalur lintas antarkecamatan maupun antarkabupaten yang berada di tepi tebing/jurang karena berisiko terjadi longsor saat turun hujan."Tolong untuk lebih berhati-hati dan ekstra waspada karena bencana bisa terjadi kapan saja, terutama saat turun hujan deras," kata Triadi Atmono di Trenggalek, Jawa Timur, Selasa.Seruan itu dia sampaikan menyusul terjadinya insiden batuan yang berguguran dari atas tebing sehingga menutup akses jalan raya Kampak-Munjungan, kilometer 3 di Kecamatan Kampak.Longsor memicu hambatan arus lalu lintas hingga malam itu, dengan material berupa tiga batu besar menutup jalan utama."Beruntung insiden itu tidak sampai menyebabkan korban jiwa atau luka-luka. Namun, masyarakat harus lebih waspada karena potensi longsor susulan masih ada, terutama saat hujan deras," lanjut dia.Proses evakuasi batu besar sempat terkendala, namun akhirnya berhasil dilakukan menggunakan alat tradisional dengan bantuan warga."Awalnya kami coba tarik dengan truk tangki, tetapi tidak berhasil. Batu akhirnya bisa dipindahkan setelah didorong bersama menggunakan pengungkit bambu. Akses jalan sudah kembali normal sekitar pukul 21.30 WIB," tambahnya.Menurut BMKG, wilayah Trenggalek termasuk zona merah potensi bencana hidrometeorologi.Curah hujan tinggi dengan intensitas sedang hingga lebat diprediksi masih berlangsung selama beberapa hari ke depan.Data BPBD menunjukkan 45 desa di 10 kecamatan masuk kategori rawan longsor, termasuk Watulimo, Pule, dan Bendungan."Area tebing seperti di Kampak-Munjungan sangat rentan. Kami imbau pengendara selalu berhati-hati, terutama saat hujan berlangsung," kata Triadi.Untuk langkah mitigasi itu, BPBD Trenggalek bekerja sama dengan relawan dan pemerintah desa untuk memasang rambu-rambu peringatan di jalur rawan.Selain itu, Desa Tangguh Bencana (Destana) diaktifkan untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat."Mitigasi bencana menjadi prioritas. Kami berharap masyarakat turut serta menjaga lingkungan, misalnya dengan tidak menebang pohon sembarangan yang memperburuk risiko longsor," kata Triadi.Saat ini, BPBD terus memantau lokasi rawan longsor sembari menyiapkan skema evakuasi jika terjadi bencana lebih besar.