Selama 40 Tahun, Ilmuwan Salah Analisa Data tentang Planet Uranus
Foto Uranus yang diambil oleh wahana Voyager 2. Sumber:NASA/JPL-Caltech ANTARIKSA -- Pemahaman kita tentang planet Uranus selama hampir 40 tahun mungkin salah. Penemuan ini berdasarkan analisis ulang data dari Voyager...
ANTARIKSA -- Pemahaman kita tentang planet Uranus selama hampir 40 tahun mungkin salah. Penemuan ini berdasarkan analisis ulang data dari Voyager 2, pesawat antariksa Badan Antariksa Amerika (NASA) yang melintasi Uranus pada tahun 1986.
Ketika Voyager 2 mendekati planet Uranus, Voyager 2 menemukan medan magnet planet yang aneh dan miring, tidak sejajar dengan rotasi Uranus. Selain itu, ada ikatan sabuk radiasi elektron yang sangat energik di sekitar planet ini.
Namun, studi terbaru menunjukkan bahwa data tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh semburan angin matahari yang menghantam medan magnet Uranus beberapa saat sebelum flyby Voyager 2.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Penelitian ini dipublikasikan pada 11 November di jurnal Nature Astronomy. Jamie Jasinski, penulis utama studi dan fisikawan plasma di NASA, menjelaskan, jika Voyager 2 tiba beberapa hari lebih awal, wahana itu akan melihat magnetosfer Uranus dalam kondisi yang sangat berbeda.
Bagaimana Medan Magnet Bekerja?
Medan magnet planet terbentuk oleh gerakan material di inti cairnya. Medan ini melindungi planet dari semburan plasma yang diluncurkan Matahari. Ketika radiasi partikel matahari menghantam magnetosfer, partikel-partikel tersebut terperangkap dalam garis medan magnet dan terkumpul di sabuk radiasi.
Namun, data dari Voyager 2 menunjukkan bahwa medan magnet Uranus sangat tidak biasa. Magnetosfernya hampir kosong dari plasma tetapi penuh dengan sabuk radiasi elektron yang intens (yang hanya kalah dari Jupiter). Kondisi ini juga membuat para ilmuwan saat itu berasumsi bahwa lima bulan utama Uranus, yang tertutup es, tidak aktif secara geologis dan tidak memiliki lautan tersembunyi.
Penjelasan Baru yang Mengubah Perspektif
Analisis ulang ini mengungkap bahwa angin matahari yang kuat mendorong plasma keluar dari magnetosfer Uranus, menyebabkan bentuk magnetosfer menjadi tidak stabil dan menyuntikkan elektron ke dalam sabuk radiasi. Fenomena ini serupa dengan bagaimana medan magnet Bumi berubah bentuk selama badai matahari yang intens.
Linda Spilker, ilmuwan senior yang terlibat dalam misi Voyager 2, mengatakan, flyby ini penuh kejutan. "Kami mencari penjelasan atas perilaku Uranus yang aneh. Studi baru ini mengungkap bahwa data tersebut hanyalah snapshot sesaat, yang menjelaskan beberapa kontradiksi sebelumnya.”
Penemuan ini menegaskan bahwa apa yang kita ketahui tentang Uranus mungkin bukan gambaran utuh. Dengan pemahaman baru ini, eksplorasi lebih lanjut terhadap planet es ini menjadi semakin penting, termasuk kemungkinan adanya lautan tersembunyi di bulan-bulannya.