China berupaya bangun masyarakat yang ramah terhadap kelahiran anak

Melalui peningkatan layanan yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan di rumah sakit, pusat perawatan balita, ...

China berupaya bangun masyarakat yang ramah terhadap kelahiran anak

Beijing (ANTARA) - Melalui peningkatan layanan yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan di rumah sakit, pusat perawatan balita, "jabatan untuk ibu" di perusahaan, dan subsidi melahirkan, China sedang membangun masyarakat yang lebih ramah terhadap kelahiran anak.

Langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari upaya China untuk meningkatkan angka kelahiran sebagai respons terhadap tantangan demografis mendesak yang ditimbulkan oleh populasinya yang menurun dan menua dengan cepat.

Komisi Kesehatan Nasional (National Health Commission/NHC) China dan sejumlah departemen pemerintah lainnya belum lama ini mengeluarkan pedoman untuk membangun rumah sakit yang ramah terhadap kelahiran anak di seantero negeri. Rumah sakit semacam itu akan mengintegrasikan skrining depresi perinatal ke dalam perawatan pranatal dan pascanatal rutin serta memberikan layanan pereda nyeri persalinan selama 24 jam.

"Pelayanan yang ditawarkan oleh rumah sakit yang ramah terhadap kelahiran anak, terutama layanan pereda nyeri persalinan 24 jam, pasti akan mengurangi rasa takut saya saat melahirkan," ujar perempuan berusia 32 tahun bermarga Bu.

Pada saat sebagian perempuan di China seperti Bu enggan memiliki anak karena khawatir akan rasa sakit saat melahirkan, ada juga yang khawatir soal keterbatasan waktu dalam menyeimbangkan pengasuhan anak dengan pengembangan karier.

Meskipun dalam beberapa tahun terakhir pendaftaran siswa taman kanak-kanak (TK) di China sudah menjadi semakin mudah, terjadi peningkatan permintaan untuk layanan penitipan anak yang modern dan membantu mengembangkan kemampuan sosial bagi anak di bawah usia tiga tahun. Tren itu didorong oleh berkurangnya jumlah anggota keluarga akibat pesatnya pembangunan sosial-ekonomi di China, yang melemahkan kemampuan pengasuhan antargenerasi.

China terus mendorong pendirian pusat-pusat perawatan untuk anak di bawah usia tiga tahun. Hampir 100.000 pusat perawatan menyediakan slot untuk 4,8 juta anak, tetapi angka itu belum bisa memenuhi permintaan yang ada.

Pengasuhan anak menjadi salah satu isu utama yang dibahas dalam sejumlah sesi musyawarah politik dan legislatif daerah tahunan yang dimulai bulan ini. Dalam sesi-sesi tersebut, pemerintah daerah di kota-kota seperti Beijing dan Shanghai, yang menghadapi tingginya permintaan untuk tempat penitipan anak, berjanji akan meningkatkan kapasitas mereka dalam hal layanan penitipan anak di bawah usia tiga tahun.

Bagi orang tua muda yang mencari pekerjaan fleksibel untuk mendukung rumah tangga mereka, sejumlah pekerjaan yang ramah terhadap kelahiran anak menawarkan solusi ideal.

Pada bulan ini, seksi khusus yang menawarkan "pekerjaan ramah kelahiran anak" di sebuah bursa kerja di Shanghai menyedot perhatian. Pekerjaan-pekerjaan itu, termasuk produser video dan manajer media sosial, tidak memerlukan tempat kerja tetap dan menawarkan fleksibilitas yang dibutuhkan oleh pekerja yang harus merawat anak mereka.

Tak jauh berbeda, sebuah perusahaan manufaktur makanan di Sishui, Provinsi Shandong, China timur, memperkenalkan "jabatan untuk ibu", yang mempekerjakan hampir 700 perempuan usia subur.

Selain kekhawatiran tentang pengasuhan anak dan karier, tekanan finansial merupakan hambatan signifikan lainnya bagi pasangan yang ingin memiliki anak. Guna mengatasi masalah tersebut, pemerintah daerah telah memberikan subsidi untuk meningkatkan angka kelahiran.

Sejak September 2024, Kota Tianmen di Provinsi Hubei, China tengah, menawarkan insentif dan subsidi melahirkan bagi pasangan yang memiliki anak. Dana dengan besaran hingga 225.100 yuan (1 yuan = Rp2.233) diberikan kepada setiap pasangan yang memiliki anak ketiga.

Pekan ini, kota dengan populasi satu juta jiwa tersebut menarik perhatian luas karena melaporkan peningkatan jumlah bayi baru lahir sebesar 17 persen secara tahunan (year on year) pada 2024. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan angka yang tercatat di sebagian besar kota lainnya di China.

Menurut NHC, lebih dari dua pertiga daerah setingkat provinsi di China sedang menjajaki sistem subsidi persalinan.

Didukung oleh lonjakan jumlah bayi pasca-COVID-19 di Tahun Naga (dalam siklus shio China) serta sejumlah kebijakan yang mendukung kelahiran anak, China melaporkan kenaikan jumlah bayi baru lahir dan angka kelahiran pada 2024 setelah penurunan selama tujuh tahun beruntun. Sementara itu, ekonomi China mencatat pertumbuhan stabil sebesar 5 persen.

Namun, para pakar menekankan bahwa pembangunan jangka panjang yang seimbang harus menjadi prioritas.

Ilmuwan di Pusat Penelitian Populasi dan Pembangunan China Wang Qinchi mengatakan kepada Xinhua bahwa dengan meningkatkan layanan kependudukan dan menyesuaikan struktur industri, China dapat semakin menyeimbangkan pembangunan demografis dan ekonomi serta mendorong koordinasi perkotaan-pedesaan dan regional.

Wakil presiden Asosiasi Kependudukan China sekaligus profesor di Universitas Nankai Yuan Xin menyerukan pembuatan paket tindakan komprehensif guna membangun masyarakat yang lebih mendukung pengasuhan anak, serta menekankan pentingnya implementasi praktis untuk mencapai hasil yang diinginkan."Perusahaan-perusahaan harus memastikan bahwa karyawannya dapat mengambil cuti melahirkan. Tidak boleh ada kompromi mengenai subsidi melahirkan dan tes kehamilan gratis," kata Yuan.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025